Gejala Kanker pada Anak, dari yang Umum hingga Khusus

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kanker (pixabay.com)

Ilustrasi kanker (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaKanker tak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI, Teny Tjitra Sari menyebutkan berbagai gejala kanker pada anak yang bisa menjadi perhatian orang tua. Penurunan berat badan drastis hingga infeksi menetap termasuk gejala umum kanker pada anak.

"Gejala pertama adanya penurunan berat badan yang terus menerus dan tidak bisa dijelaskan," ujar Teny dalam webinar, Sabtu, 4 Februari 2023.

Gejala lainnya adalah nyeri kepala dengan atau tanpa muntah, bengkak yang membesar dan nyeri yang menetap, adanya benjolan yang abnormal, serta adanya tanda pendarahan.

Kemudian, ada pula gejala berupa infeksi menetap, biasanya ditandai dengan demam terus menerus. Teny mengimbau apabila gejala tersebut ditemukan, orang tua harus segera memberi akses pengobatan kepada anak tersebut.

Gejala Khusus Kanker pada Anak

Teny mengatakan gejala yang disebutkan di atas merupakan gejala umum yang dapat terlihat. Namun pada setiap jenis kanker, terdapat gejala khusus yang bisa dilihat orang tua.

Contohnya pada kanker darah atau leukimia yang merupakan jenis kanker anak terbanyak di Indonesia. Gejala yang muncul adalah anak umumnya akan pucat, lemah, rewel, dan nafsu makan turun. Kemudian anak juga demam tanpa sebab, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar, pendarahan, nyeri tulang, dan skrotum membesar.

Sementara pada retinoblastoma atau kanker saraf mata, ada gejala khusus berupa manik mata putih atau mata kucing, mata juling, merah, hingga pembesaran bola mata. Kemudian penglihatan anak juga menjadi buram.

Pada kasus osteosarkoma atau kanker tulang, anak akan mengalami nyeri tulang, pembengkakan, hingga patah tulang. Teny menyebut pada kasus ini banyak orang tua yang justru membawa anaknya ke dukun patah tulang. Padahal hal tersebut bisa memperparah.

"Bila hal ini terjadi, tolong cepat ke rumah sakit," imbaunya

Kemudian ada limfoma atau kanker kelenjar. Gejalanya adalah pembengkakan kelenjar, sesak nafas, demam, keringat malam, lemah, lesu, nafsu makan menurun, dan berat badan yang juga turun.

Sementara pada kasus neorublastoma, ada gejala spesifik yaitu mata anak akan seperti memakai eye shadow. Gejala ini biasa disebut dengan racoon eyes. Kemudian ada gejala gangguan pada kandung kemih.

Selain itu, ada pula kanker nasofaring yang biasa mengenai anak usia remaja hingga dewasa. Pada kanker ini, biasanya ada tumor antara hidung dan tenggorokan.

Pada kasus tumor otak, biasanya anak akan mengeluhkan nyeri kepala, mual, dan muntah. Teny mengatakan gejala ini bisa saja bukan kanker melainkan adanya infeksi. Namun untuk memastikannya orang tua harus berkonsultasi kepada dokter.

Sementara pada tumor ginjal, gejala yang umum adalah perut membesar, buang air kecil berdarah, hingga infeksi demam.

Teny meminta orang tua segera membawa anak ke dokter jika menemukan gejala di atas. Nantinya, anak-anak dengan kanker bisa mendapatkan berbagai pengobatan, salah satunya dengan operasi. Tindakan tersebut bertujuan mengangkat kanker.

Selain itu, pasien anak juga bisa mendapatkan prosedur kemoterapi. Pengobatan ini menggunakan obat anti-kanker untuk membunuh sel-sel kanker. Terakhir, pengobatan kanker dapat dilakukan dengan radioterapi untuk memusnahkan sel kanker.

Teny mengatakan anak-anak yang terkena kanker harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengobatan.

"Karena dia bisa dideteksi dini, maka kemungkinan sembuh lebih besar. Dan obatnya tidak mahal, beda dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa sangat khusus (obatnya), tertuju betul pada kanker. Pada anak obatnya tidak mahal," pungkas Teny.

Baca juga: Perempuan, Yuk Cegah Kanker Payudara dan Serviks dengan Periksakan Diri

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."