CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah bahan kosmetik dalam produk kecantikan yang kamu gunakan sehari-hari menyembunyikan risiko kanker? Para ahli memperingatkan tentang bahan-bahan umum dalam kosmetik yang dapat membahayakan kesehatan kamu.
Kecantikan tidak boleh dinilai dengan harga, terutama kesehatan, tetapi semakin banyak penelitian, perhatian publik, dan diskusi mengenai apakah ada bukti bahan tertentu dalam tata rias yang dapat menyebabkan kanker. Sekali lagi, dasar bukti tersebut rumit dan sering kali menimbulkan banyak teka-teki, tetapi penyelidikan berkelanjutan terhadap bahan kimia seperti paraben dan bedak, antara lain, menarik minat kita.
Artikel Terkait:
Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, Dr. Sandeep Muzumder, Konsultan Onkologi Radiasi di Apollo Cancer Centre di Bhubaneswar, berbagi, “Paraben, pengawet kosmetik umum yang menghambat pertumbuhan mikroba, telah dikritik karena aktivitasnya yang meniru estrogen.
Berbagai penelitian telah mengusulkan hubungan antara paraben dan kanker payudara, tetapi penelitian skala besar pada manusia belum menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas. Para ilmuwan terus menyelidiki mekanisme penyerapan paraben melalui kulit dan efek jangka panjangnya pada jaringan yang sensitif terhadap hormon.”
Talk, mineral alami yang digunakan dalam bedak karena sifatnya yang menyerap, juga menimbulkan kekhawatiran. Dr. Sandeep Muzumder mengungkapkan, “Masalah utamanya adalah kemungkinan kontaminasi dengan asbes, yang merupakan penyebab kanker yang diketahui.
Artikel Terkait:
Talk bermutu kosmetik dimaksudkan untuk bebas dari asbes, namun penelitian telah menyelidiki kemungkinan hubungan antara penggunaan talk pada perineum dan kanker ovarium. Hasil tersebut terus menjadi kontroversi, dengan sebagian besar asosiasi ilmiah menentukan bahwa buktinya lemah atau tidak meyakinkan. Namun, risiko kontaminasi menyoroti perlunya kualitas yang dikontrol secara ketat.”
Selain paraben dan bedak, bahan kosmetik lainnya juga tengah diteliti. Misalnya, beberapa penelitian ini meneliti kemungkinan efek karsinogenik dari beberapa pewarna sintetis, bahan pewangi, dan pengawet seperti zat pelepas formaldehida. Efek paparan jangka panjang dan dosis rendah terhadap berbagai bahan kimia yang ditemukan dalam berbagai produk kosmetik sulit dipastikan.
Dr Sandeep Muzumder menegaskan, “Penting untuk dicatat bahwa konsensus ilmiah saat ini tidak secara meyakinkan mengaitkan sebagian besar kosmetik yang paling banyak digunakan dengan kanker. Meskipun demikian, studi yang sedang berlangsung menegaskan pentingnya kewaspadaan yang berkelanjutan, pengujian yang ketat, dan pelabelan yang jujur.
Konsumen semakin menuntut produk yang lebih aman, yang memaksa industri untuk beralih ke formulasi yang lebih bersih. Dengan tetap mendapatkan informasi yang lengkap tentang studi terkini dan dengan berhati-hati dalam mengambil keputusan, individu dapat menjelajah ke lorong kecantikan dengan lebih mudah, dengan keyakinan bahwa pencarian mereka akan kecantikan tidak akan mengganggu kesehatan mereka.
Dengan keahliannya, Dr. Sachin Almel, Kepala Bagian Onkologi Medis, Rumah Sakit PD Hinduja dan Pusat Penelitian Medis di Mahim, Mumbai, mengatakan ada kekhawatiran bahwa produk kecantikan berpotensi menjadi karsinogen. Pelanggan harus bertanya, apakah itu sisi gelap kecantikan?
Selama beberapa dekade terakhir, popularitas kosmetik telah meroket. Daya tarik yang beragam dari produk kecantikan dan perawatan pribadi tidak diragukan lagi meningkatkan kepercayaan diri dan daya tarik estetika kita, tetapi ada konsekuensi yang tidak terucapkan bagi kesehatan manusia.”
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara bahan kimia yang terdapat dalam banyak produk dan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker. Meskipun tidak semua produk berbahaya, penggunaan produk secara teratur berarti kita harus lebih memperhatikan paparan kumulatif terhadap racun ini.
Dr Sachin Almel menekankan pelanggan sering tertipu dengan keyakinan bahwa keamanan produk diatur secara ketat. Namun, celah regulasi memungkinkan bahan kimia berbahaya menjadi bagian dari kehidupan kita.
Oleh karena itu, konsumen harus mendidik diri sendiri dan mencari alternatif alami dan organik bila memungkinkan dan badan regulasi harus memperkuat regulasi keselamatan. Sangat penting untuk menemukan keseimbangan dalam hubungan antara kesehatan dan kecantikan sehingga mengejar daya tarik eksternal tidak mengorbankan kesejahteraan internal kita.”
Pilihan Editor: BPOM Cabut Izin Edar 4 Kosmetik dari Dokter Terkenal karena Alasan Ini
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika