Pria atau Wanita yang Kerap jadi Pelaku Workplace Bullying? Ini Kata Studi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bullying/risak di kantor. Shutterstock.com

Ilustrasi bullying/risak di kantor. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perundungan bisa terjadi di mana saja, termasuk penindasan di tempat kerja atau workplace bullying. Tindakan ini bentuk diskriminasi dan intoleransi terhadap seseorang di lingkungan kerja. Siapa yang cenderung menjadi pelakunya? Menurut penelitian Workplace Bullying Institute (2017), sekitar 70 persen pelaku workplace bullying adalah pria, dan 30 persen wanita.

Masih menurut studi Workplace Bullying, pelaku pria maupun wanita cenderung menargetkan perempuan untuk ditindas. Biasanya orang yang cenderung penyayang, kooperatif, dan menyenangkan menjadi korban workplace bullying.

Ditinjau dari tingkatan pelaku workplace bullying, sekitar 61 persen intimidasi berasal dari atasan atau supervisor, 33 persen berasal dari rekan kerja, dan 6 persen sisanya terjadi ketika orang-orang di tingkat pekerjaan yang lebih rendah menggertak atasan mereka atau orang lain di atasnya.

Bentuk penindasan dari manajer mungkin melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, termasuk ulasan kinerja negatif yang tidak dibenarkan, teriakan, ancaman pemecatan, penurunan pangkat, menolak cuti atau dipindahkan ke departemen lain.

Sementara bullying yang dilakukan sesama rekan kerja bisa lewat gosip, sabotase pekerjaan, atau kritik. Penindasan dapat terjadi antara orang-orang yang bekerja sama secara erat, tetapi juga terjadi lintas departemen.

Orang yang bekerja di departemen yang berbeda mungkin lebih cenderung menggertak melalui email atau menyebarkan rumor.

Karyawan tingkat bawah dapat menggertak atasannya lewat beragam cara seperti terus menunjukkan rasa tidak hormat kepada manajer mereka, menolak menyelesaikan tugas, menyebarkan rumor tentang manajer, melakukan hal-hal yang membuat manajer mereka tampak tidak kompeten.

Lantas, apa penyebab pelaku workplace bullying melakukan tindakan tidak profesional itu? Beragam kemungkinannya termasuk banyak tekanan hidup, memiliki beban kerja yang berat, tidak ada kebijakan perusahaan yang memonitori perilaku karyawan, budaya komunikasi yang buruk, dan memiliki lebih banyak karyawan yang khawatir tentang keamanan kerja.

HEALTHLINE

Baca juga: Jadi Korban Workplace Bullying? Lakukan 5 Tips Menghadapinya Berikut Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."