Kapan Harus Mengatakan Tidak pada Bos yang Menjadi Pelaku Workplace Bullying?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi bullying/risak di kantor. Shutterstock.com

Ilustrasi bullying/risak di kantor. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian besar karyawan berusaha untuk bersikap akomodatif jika menyangkut permintaan dari atasan mereka. Misalnya, mereka akan melakukan pekerjaan ekstra, melakukan tugas-tugas yang tidak ada dalam deskripsi pekerjaan mereka, dan bahkan menghadiri acara-acara yang mengganggu fungsi keluarga.

Namun ada saat-saat selama Anda bekerja ketika mengatakan "tidak" kepada atasan adalah hal yang penting, terutama jika atasan tersebut adalah workplace bullying. Meskipun ada kalanya Anda harus mengatakan tidak kepada atasan Anda, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan seraya tetap profesional.

Kapan Harus Mengatakan Tidak pada Bos Anda

Sebelum Anda mengonfrontasi atasan atau bos Anda, pastikan masalahnya layak untuk diambil sikap. Beberapa masalah yang mungkin ingin Anda biarkan dan lihat bagaimana perkembangannya. Namun ada kalanya Anda tidak boleh menerima perlakuan atasan Anda atau menuruti tuntutannya.

Ingat, terlepas dari seberapa buruk Anda membutuhkan pekerjaan Anda, Anda harus tahu di mana harus menarik garis batas. Berikut adalah lima skenario di mana Anda harus selalu mengatakan "tidak".

1. Ketika Mereka Menyalahgunakan atau Melecehkan Anda

Bullying di tempat kerja adalah masalah serius. Jangan pernah menerima pelecehan, pelecehan seksual, atau intimidasi sebagai status quo. Tidak peduli seberapa besar Anda menyukai, atau bahkan membutuhkan, pekerjaan Anda, jangan mengorbankan kesejahteraan mental atau fisik Anda dengan membiarkan diri Anda menjadi korban. Itu tidak layak.

Perlu diingat bahwa bullying di tempat kerja membawa konsekuensi yang signifikan dan bahkan dapat berdampak pada keluarga Anda jika itu parah dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pastikan Anda mengambil langkah-langkah untuk melawan intimidasi.

Jika atasan Anda terus melecehkan Anda, laporkan ke supervisor. Anda juga dapat menyelidiki menyewa pengacara atau mengajukan keluhan ke Departemen Tenaga Kerja, terutama jika pelecehan tersebut melibatkan ras atau kecacatan Anda. Kuncinya adalah Anda tidak membiarkan diri Anda menjadi korban atasan Anda.

2. Saat Mereka Mengharapkan Anda Menindas Orang Lain

Beberapa atasan menciptakan suasana di tempat kerja di mana intimidasi di tempat kerja menjadi norma. Mereka memberi penghargaan kepada karyawan yang menginjak orang lain untuk mencapai puncak dan mengabaikan metode mereka untuk mencapainya. Akibatnya, seluruh tenaga kerja mulai merasa seperti mengucilkan orang lain, ejekan, dan bahkan intimidasi maya adalah praktik yang diterima.

Akibatnya, karyawan mulai percaya bahwa untuk berhasil di perusahaan, mereka harus rela menikam orang lain dari belakang dan memfitnah orang lain yang menghalangi jalan mereka. Ada juga tekanan yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini hanya agar tidak menjadi korban intimidasi di tempat kerja berikutnya.

Tempat kerja seperti itu juga cenderung memiliki satu atau dua orang yang sepertinya selalu mendapat beban dari perilaku buruk orang lain. Mereka menjadi sasaran lelucon kantor, dikecualikan dari aktivitas setelah bekerja, dan sepertinya tidak pernah diperlakukan dengan hormat.

Jika Anda melihat jenis aktivitas ini di tempat kerja Anda, tolak untuk berpartisipasi. Cari cara untuk membela orang-orang yang dilecehkan.

Baca:  Selain Lapor, Ini 6 Hal yang Harus Dilakukan Korban Workplace Bullying

VERY WELL MIND 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."