Kiprah Ni Putu Gita Saraswati Mendirikan Menstrucaraka untuk Remaja Perempuan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi, aktivis generasi muda berusia 23 tahun yang tertarik dengan isu lingkungan terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat/Foto: Cantika/Jesscya Gazella

Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi, aktivis generasi muda berusia 23 tahun yang tertarik dengan isu lingkungan terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat/Foto: Cantika/Jesscya Gazella

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi adalah aktivis generasi muda berusia 23 tahun yang tertarik dengan isu lingkungan terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, seperti Sanitasi Total Bermasyarakat (STBM). Gita terbiasa dalam merancang program kesehatan lingkungan berbasis komunitas. 

Gita menamatkan pendidikan Sarjana Program Studi Kesehatan Masyarakat dengan konsentrasi Kesehatan Lingkungan di Universitas Udayana, Bali. Selama berkuliah, Gita banyak mengikuti kegiatan sukarelawan dan bekerja sebagai enumerator. Gita menjadi sukarelawan dalam Bright Circle Bali sebagai pengajar untuk anak kurang mampu dan disabilitas.

Gita merupakan co-founder dan director dari MedIK Indonesia dan Kolaborasi Bumi Indonesia. MedIK (Media Edukasi dan Informasi Kesehatan) adalah sebuah organisasi masyarakat dan sosial yang bergerak dalam bidang pelatihan, pengabdian dan penelitian kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan  kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kolaborasi Bumi Indonesia adalah gerakan anak muda yang fokus di bidang lingkungan dan kesehatan bertujuan untuk Indonesia lebih sehat dan dan melestarikan bumi. Gita turut berpartisipasi dalam salah satu program Unilever Every U Does Good Heroes dalam organisasi Kolaborasi Bumi Indonesia yang memiliki program Menstrucaraka. Menstrucaraka yaitu sebuah program manajemen kebersihan menstruasi untuk remaja perempuan khususnya siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di kelas 7 di sekolah provinsi Bali. 

PT Unilever Indonesia, Tbk. mengadakan kembali program Every U Does Good Heroes pada tahun ini untuk mengajak lebih banyak lagi anak muda Indonesia untuk membuat perubahan bagi lingkungan dan masyarakat/Foto: Doc. Unilever

Gerakan ini berawal dari latar belakang pendidikannya, Gita memilih jurusan kesehatan masyarakat lalu melakukan magang, dan Gita melihat bahwa terdapat banyak permasalahan yang tidak disadari seperti sanitasi manajemen kebersihan menstruasi, anak- anak yang mengalami menstruasi di sekolah itu terpaksa harus pulang karena kurang baiknya sanitasi di sekolah dan bukan hanya fasilitas tetapi  kurangnya pemahaman sanitasi di sekolah.

Remaja perempuan tidak bebas mengeluarkan pendapat seperti mempunyai toilet yang bersih, atau tempat sampah menstruasi yang memadai di sekolah, dan masih banyak remaja yang mempercayai mitos-mitos menstruasi

Gita menjadi salah satu dari sepuluh orang yang terpilih dalam Program Unilever Every U Does Good Heroes 2021 dan mendapatkan micro grant sebesar Rp 50 juta dari Unilever untuk terus mengembangkan gerakan atau programnya. Gita bersama gerakannya telah melantik 24 anak muda di Bali yang tersebar di 6 kabupaten kota untuk mengedukasi 3.628 siswa mengenai kebersihan menstruasi di sekolah tingkat SMP.

Melalui program ini akan dipilih caraka atau duta Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang diharapkan bisa menjadi peer educator di sekolah masing-masing selama satu tahun. Diharapkan dengan adanya program ini, edukasi MKM bukan lagi menjadi hal yang tabu karena anak perempuan maupun laki-laki memiliki akses informasi yang sama. Saat ini Gita merupakan Program Manager di Yayasan Bali Bersih. 

 Baca: Bertemu Remaja Perempuan di Hawaii, Michelle Obama Sebut Pentingnya Self-Love

JESSYCA GAZELLA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."