Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apakah Boleh Intermittent Fasting Saat Menstruasi? Panduan Lengkap dan Aman Bagi Pemula

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi puasa intermiten (intermittent fasting). Foto: freepik

Ilustrasi puasa intermiten (intermittent fasting). Foto: freepik

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta -  Intermittent fasting (IF) atau puasa berkala semakin populer sebagai metode gaya hidup sehat dan penurunan berat badan. Tapi, bagi perempuan, terutama yang sedang dalam fase menstruasi, muncul pertanyaan penting: apakah boleh intermittent fasting ketika haid?

Jawabannya tidak sederhana. Secara medis, intermittent fasting bisa dilakukan saat menstruasi, tetapi perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh dan fase hormonal. Pada artikel ini, kita akan membahas hubungan antara intermittent fasting dengan fase menstruasi, serta tips aman menjalankannya agar tetap sehat dan tidak mengganggu siklus haid.

Mengenal Siklus Menstruasi dan Pengaruhnya Terhadap Metabolisme

Siklus menstruasi perempuan dibagi dalam beberapa fase: fase menstruasi (hari 1–5), fase folikular (hari 6–14), ovulasi (sekitar hari ke-14), dan fase luteal (hari 15–28). Setiap fase ini memengaruhi hormon-hormon penting seperti estrogen dan progesteron.

Hormon-hormon ini bukan hanya mengatur kesuburan, tapi juga memengaruhi metabolisme, nafsu makan, mood, bahkan toleransi terhadap stres. Saat menjalankan intermittent fasting, tubuh dalam kondisi “tertekan ringan” akibat kekurangan kalori untuk beberapa jam, sehingga keseimbangan hormon sangat penting untuk diperhatikan.

Bolehkan Melakukan Intermittent Fasting Saat Menstruasi?

Jawabannya: boleh, tetapi tidak selalu dianjurkan.

Saat hari pertama hingga hari ketiga menstruasi, tubuh biasanya sedang mengalami penurunan energi karena kehilangan darah, perubahan hormon, dan gejala seperti kram, lelah, atau pusing. Pada fase ini, disarankan untuk tidak menjalankan intermittent fasting, terutama jika kamu merasa lemas atau tidak nyaman.

Namun, jika tubuhmu sudah terbiasa dengan pola IF, dan kamu tidak mengalami gejala haid yang berat, intermittent fasting tetap bisa dilakukan secara fleksibel. Yang terpenting adalah mendengarkan sinyal tubuh. Bila tubuh memberi tanda-tanda stres atau kelelahan, sebaiknya hentikan puasa dan fokus pada asupan nutrisi seimbang.

Waktu Terbaik untuk Intermittent Fasting dalam Siklus Menstruasi

Jika kamu ingin menjadikan intermittent fasting sebagai gaya hidup rutin, waktu terbaik untuk melakukannya adalah:

  • Fase folikular (setelah menstruasi berakhir, hari ke-6 sampai hari ke-14): Pada fase ini, kadar estrogen meningkat dan tubuh lebih responsif terhadap pembakaran lemak dan pengaturan insulin. Banyak ahli menyarankan memulai IF di fase ini karena lebih stabil secara metabolik.

  • Fase luteal (menjelang menstruasi berikutnya): Pada fase ini, tubuh cenderung lebih lapar dan sensitif terhadap stres. Jika ingin tetap menjalankan IF, sebaiknya kurangi durasinya, misalnya hanya puasa 12–14 jam daripada 16 jam.

Tips Aman Melakukan Intermittent Fasting Saat Haid

  1. Perhatikan sinyal tubuh
    Jika kamu merasa lemas, sakit kepala, atau mood swing berat saat puasa, itu tanda tubuh sedang tidak siap. Dengarkan tubuhmu dan jangan memaksakan diri.

  2. Penuhi nutrisi dan hidrasi
    Jangan sampai pola makan terbatas menyebabkan kekurangan zat besi, kalsium, magnesium, atau vitamin B. Minum air putih cukup sangat penting, apalagi saat haid.

  3. Pilih metode puasa yang ringan
    Mulailah dari metode seperti 12:12 atau 14:10, yang tidak terlalu membebani tubuh. Hindari metode ekstrem seperti alternate-day fasting atau puasa lebih dari 18 jam saat menstruasi.

  4. Hindari olahraga berat saat berpuasa dan haid
    Cobalah aktivitas ringan seperti yoga atau jalan kaki jika tetap ingin aktif.

  5. Konsultasi dengan tenaga kesehatan
    Jika kamu memiliki masalah hormon, PCOS, anemia, atau gangguan makan, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu sebelum mencoba intermittent fasting saat menstruasi.

Intermittent fasting saat menstruasi bukan hal yang dilarang, tetapi perlu dilakukan secara bijak dan fleksibel. Fase menstruasi adalah waktu di mana tubuh memerlukan perhatian lebih, terutama dalam hal asupan nutrisi dan energi. Jika kamu ingin menjalankan IF sebagai bagian dari rutinitas, pilih waktu yang paling cocok dalam siklusmu, dan jangan ragu untuk beristirahat saat tubuh membutuhkannya.

Ingat, tujuan utama dari intermittent fasting adalah meningkatkan kesehatan. Jadi, jangan sampai justru mengganggu keseimbangan hormon atau memperparah gejala menstruasi. Dengarkan tubuhmu, dan jadikan IF sebagai alat yang mendukung, bukan membebani.

Pilihan Editor: 10 Jenis Makanan Pemicu Alergi Kulit yang Perlu Diwaspadai

THE SUN | NIH | HARVARD HEALTH

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini melalui Instagram dan Tiktok Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement