Bupati Tulang Bawang Winarti Bicara UMKM Batik, dari Program BMW hingga Perajin Disabilitas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
 Bupati Tulang Bawang Winarti. Instagram

Bupati Tulang Bawang Winarti. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pesona batik di setiap daerah Indonesia punya keunikan tersendiri, termasuk di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Baru-baru ini, eksklusif kepada Cantika, Bupati Tulang Bawang Winarti berbagi kisah di balik beberapa corak batik khas Tulang Bawang hingga sederet upaya yang diinisiasinya untuk mendongkrak perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) batik di kabupaten yang dipimpinnya.

Bicara soal corak batik, selain motif batik siger yang melambangkan kejayaan dan kemuliaan, ada pula corak madu aro. Menurut Winarti, madu aro merupakan satu-satunya batik di Lampung yang sudah dipatenkan.

"Dari zaman Kerajaan Tulang Bawang, motif madu aro kerap dipakai untuk kopiah, topi kehormaatan, dan lain-lain. Sekarang sudah banyak dipakai untuk baju, busana muslim yang panjang, hinga busana bapak-bapak," tuturnya dengan penuh bersemangat saat Instagram Live Cerita Cantika bertajuk "Batik Ikonik" di Instagram Cantika, Selasa, 20 September 2022.

"Madu aro produk unggulan yang sudah membumi di Provinsi Lampung menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Tulang Bawang sebelum Kerajaan Sriwijaya," sambung perempuan 47 tahun itu.

Soal warna kader PDI-P itu mengungkapkan warna-warna cerah seperti kuning, hijau, merah hingga ungu juga menjadi ciri khas batik Tulang Bawang. Menurutnya, baju dengan warna mencolok itu cocok dipadu dengan bawahan seperti celana atau rok berwarna gelap.

Bupati Tulang Bawang Winarti dan Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi pengrajin batik Kabupaten Tulang Bawang. Foto: Dok. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang

Winarti juga mengutarakan bahwa di setiap batik Tulang Bawang disertakan penjelasan singkat kisah di balik motif tersebut. Jadi, pembeli bisa semakin mengenal sejarah atau keindahan alam Tulang Bawang.

Melihat keragaman dan pesona batik di daerahnya, sebagai kepala daerah, Winarti tak tinggal diam. Ia mengambil sejumlah kebijakan strategis, seperti membidani program yang mendukung kemajuan UMKM. Salah satu yang ia sebutkan adalah program Bergerak Melayani Warga alias BMW.

Melalui program tersebut, tiap kelompok UMKM diberi dana Rp20 juta. "Kita beri Rp20 juta per kelompok UMKM, ada 3 kelompok di setiap desa. Jadi, 151 desa dan kelurahan, ada 453 kelompok, tiap tahunnya sekitar Rp9,5 miliar kita berikan kepada kelompok-kelompok UMKM sebagai pendampingan," ujarnya.

Menurut Winarti, dana tersebut sudah diberikan sebelum pandemi Covid-19 dan tetap berlanjut hingga saat ini.

"Tidak hanya promosi, seminar, kami juga hadirkan narasumber yang bisa membantu pemasaran daring seperti pihak e-commerce. Mengingat sekarang era digital, mereka juga bisa menguasai penjualan online," ucapnya.

Dari pihak kementerian pun, lanjut Winarti, beberapa kali menjadi narasumber dalam seminar UMKM, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

UMKM yang didukung tidak hanya batik, tapi juga beragam. Ada pula UMKM yang dipelopori karang taruna, wanita, hingga pondok pesanteren. Menurutnya, saat ini, sudah sekitar 50 UMKM di pondok pesantren atau ponpes yang didampingi. "UMKM juga tumbuh di ponpes, harus kita support," tegasnya.

Kembali ke UMKM batik, Winarti tak hanya menjabarkan pesona motif dan warna batik Tulang Bawang, tapi juga penggerak di belakangnya. Perajin disabilitas salah satu yang berperan besar. Maka dari itu, mereka juga bagian dari program BMW. Winarti berkomitmen ingin menunjukkan karya dan kreativitas kaum disabilitas bisa bersaing di panggung dalam negeri maupun kancah internasional.

Bupati Tulang Bawang Winarti dan Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi pengrajin batik Kabupaten Tulang Bawang. Foto: Dok. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang

"Visi misi saya, aman, mandiri, dan sejahtera. Mereka (kaum disabilitas) didampingi, di situlah negara hadir. Mereka bisa mandiri. Ada rasa ingin menangis haru ketika melihat karya-karya mereka, berinovasi, dan berkreasi. Mereka membatik dengan senyum. Ada yang membatik dengan mulut, kaki, dibuat dengan ketulusan," katanya.

Selain disabilitas, ada pula anak yatim piatu dan kaum Hawa yang juga menjadi penggerak UMKM batik.

Selain mendukung penuh secara internal, Winarti pun getol memperkenalkan keindahan Batik Tulang Bawang dengan mengikuti festival yang diselenggarakan provinsi, nasional, maupun internasional.

Tak hanya itu, ia juga menjamin kemudahan perizinan usaha tanpa dipungut biaya dan disetujui di hari yang sama, jika syarat-syaratnya lengkap.

"Kita kampanyekan perizinan gratis untuk UMKM di Tulang Bawang. Mal Pelayanan Publik (MPP) di Provinsi Lampung hanya ada di Tulang Bawang. Jadi, kalau mau buat usaha di Tulang Bawang, UMKM di luar atau dalam Lampung, cukup penuhi syarat-syaratnya, hari itu juga jadi, dan gratis," tukasnya.

"Perizinan itu penting, untuk pinjam modal dan lain-lain.  Sejak MPP berdiri pada tahun 2019 hingga Juli 2022 sudah mengeluarkan 34052 lembar perizinan gratis. Saya yakinkan siapa yang mau berinvestasi dan usaha di Tulang Bawang, perizinan gratis," ungkapnya.

"Saya yakin dengan doa dan gotong royong, UMKM kita tetap kuat. Saya sebagai bupati baik secara anggaran dan regulasi saya permudah untuk umkm di Tulang Bawang," tandas Winarti, Bupati Tulang Bawang menutup perbincangan hangat secara virtual pada Selasa siang.

Baca juga: Dua UMKM Ini Manfaatkan Teknologi untuk Ajak Masyarakat Sayangi Bumi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."