Tantangan Ibu Menyusui untuk Pertama Kali, Pastikan Kebutuhan Kalori Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi menyusui. MomTricks

Ilustrasi menyusui. MomTricks

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi ibu baru, pengalaman menyusui untuk kali pertama menjadi sebuah tantangan tersendiri. Para ibu menyusui ini harus menyesuaikan diri demi mengetahui posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga ASI bisa mengalir lancar ke mulut buah hati.

Dikutip dari siaran resmi Tentang Anak, dokter spesialis anak Dimple Gobind Nagrani mengatakan posisi menyusui yang benar dan nyaman bagi kedua pihak adalah salah satu cara untuk memastikan kalori bayi tercukupi lewat ASI.

Pastikan agar tubuh bayi menghadap ke tubuh ibu dalam satu garis lurus. Kemudian, carilah posisi di mana dagu bayi menempel di payudara ibu dan dada atau perut bayi menempel dengan perut ibu.

Ketika menyusui, tangan ibu harus menyangga leher dan punggung bayi, tapi ini tidak berlaku bila bayi disusui dalam posisi tidur. Selain itu, pastikan bayi menyusu dengan posisi mulut terbuka lebar dan dari areola payudara, bukan puting.

Ada kalanya ibu harus memompa ASI untuk mengosongkan payudara. Dimple juga memberikan kiat-kiatnya, diantaranya adalah memakai kompres hangat sebelum memompa. Ibu pun harus dalam posisi yang nyaman saat ingin memompa asi.

Sebelum proses dimulai, usahakan memijat payudara dan memompa kedua payudara. Urusan teknis yang harus diperhatikan adalah memastikan ukuran cup pompa pas dengan payudara. Soal waktu yang tepat untuk memompa ASI, ada sedikit perbedaan tergantung dari apakah ibu memang biasa memberikan ASI perah untuk bayi karena tidak bisa bersama dengan anak sepanjang waktu, atau ibu yang rutin menyusui secara langsung.

Bila ibu memberikan ASI perah, usahakan memompa payudara minimal enam sampai delapan kali sehari. Bila ibu menyusui secara langsung dan memompa ASI, pastikan jarak memompa sekitar 30-60 menit setelah bayi menyusui atau satu jam sebelum bayi menyusui.

Bayi membutuhkan ASI eksklusif hingga berusia enam bulan. Ketika sudah menginjak 6 bulan hingga 9 bulan, bayi butuh 70 persen ASI dan sisanya dipenuhi lewat makanan pendamping ASI. Pada usia 9-12 bulan, persentase kebutuhannya bergeser menjadi 50:50, sementara asupan gizi yang dibutuhkan anak di atas 12 bulan berasal dari 30 persen ASI dan 70 persen MPASI.

Untuk memonitor pertumbuhan anak di usia dini, setiap bulan orang tua dapat mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala menurut umur.

Orang tua bisa mengukur sendiri ataupun dengan bantuan tenaga medis setiap cek secara berkala ke fasilitas kesehatan. Jika pertumbuhan fisik anak kurang, orang tua wajib mengevaluasi bersama ahli untuk mengetahui apakah asupan makanan, kualitas nutrisi, dan asupan susunya cukup.

Prioritas utama orang tua adalah memastikan bayi sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia. Orang tua harus realistis mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak, jika setelah di evaluasi ternyata ASI kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari anak, maka perlu dilakukan upaya lain sebagai pendukung, seperti susu formula ataupun asupan MPASI sesuai hasil konsultasi dengan dokter.

Baca: AIMI Dukung Cuti Melahirkan 6 Bulan, Indonesia Bisa Contoh Vietnam

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."