3 Mitos Makan Buah dengan Kulitnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak makan apel (pixabay.com)

Ilustrasi anak makan apel (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang menyukai makan buah dengan kulitnya, contohnya saat makan apel, pir, anggur ataupun tomat. Akan tetapi, beberapa orang cenderung mengupas kulit buah karena khawatir dengan pestisida yang menempel di kulitnya. Benarkah itu?

Menurut dokter Tamika Sims yang juga Direktur Senior Komunikasi Teknologi Pangan di International Food Information Council (IFIC) Amerika Serikat, selama penggunaan pestisida pada kulit buah maupun sayur sesuai standar lembaga pengawas makanan berarti aman dikonsumsi. Untuk lebih lengkapnya, berikut tiga mitos makan buah dengan kulitnya yang coba diluruskan dokter Sims. 

1. Makan Kulit Buah Berbahaya karena Paparan Pestisida

Ada banyak pembicaraan yang mengatakan bahwa makan kulit buah dan sayuran itu berisiko, yaitu karena potensi konsumsi pestisida. Oleh karena itu, beberapa sumber mengklaim bahwa lebih aman untuk mengupas buah sebelum memakannya untuk mengurangi asupan bahan kimia.

Dr. Sims menghentikan mitos ini. "Residu potensial pada produk dalam jumlah kecil yang tidak terkait dengan efek kesehatan yang merugikan," katanya.

“Layanan Pemasaran Pertanian Departemen Pertanian AS telah mengeluarkan laporan yang mengonfirmasi bahwa keseluruhan residu kimia pestisida yang ditemukan pada makanan berada pada tingkat di bawah toleransi yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS dan tidak menimbulkan masalah keamanan.”

USDA merilis Ringkasan Tahunan Program Data Pestisida (PDP), yang menguji lebih dari 100 komoditas—termasuk buah-buahan dan sayuran, tetapi juga susu, daging, unggas, biji-bijian, ikan, beras, dan air—untuk mengukur keamanan pangan khusus untuk tingkat pestisida.

Ringkasan Tahunan PDP 2019 menemukan bahwa hampir 99 persen dari hampir 10.000 sampel makanan segar, beku, dan olahan mengandung residu pestisida di bawah ambang batas EPA yang perlu diperhatikan. Sementara itu, Ringkasan Tahunan PDP 2020 menunjukkan bahwa lebih dari 99 persen sampel yang diuji memiliki residu pestisida di bawah tolok ukur yang sama.

Dengan kata lain, jika Anda menikmati makan kulit buah dan sayuran, yakinlah bahwa itu aman untuk dilakukan.

2. Lebih Aman Makan Kulit Buah Organik

Mitos lain yang ingin diluruskan oleh Dr. Sims adalah gagasan bahwa produk organik sepenuhnya bebas dari pestisida, dan dengan demikian kulitnya lebih aman untuk dimakan.

"Ini tidak sepenuhnya benar. Baik produk konvensional dan organik ditanam dengan menggunakan pestisida," kata Dr. Sims. 

“Produk konvensional dan organik menghadirkan cara yang sehat dan aman untuk mendapatkan nutrisi harian; tidak ada yang lebih aman atau lebih sehat daripada yang lain,” tambah Dr. Sims.

Dr. Sims menegaskan kembali bahwa manfaat dari mengonsumsi makanan dengan kulit yang dikupas atau tidak sangat lebih besar daripada potensi risikonya.

“Apakah Anda memilih buah dan sayuran organik atau yang diproduksi secara tradisional, yang penting adalah mendapatkan banyak porsi buah dan sayuran setiap hari,” katanya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya penanganan makanan yang aman untuk mencegah penyakit bawaan makanan, yang meliputi proses mencuci, penyimpanan, dan penyiapan produk secara menyeluruh.

3. Kulit Buah adalah Sampah dan Harus Dibuang

Tentu saja, beberapa orang lebih menyukai rasa dan tekstur dari produk yang dikupas. Semuanya bagus. Plus, beberapa resep meminta buah dan sayuran tanpa kulit. Tetapi dalam banyak kasus, tidak perlu membuang kulit karena masalah keamanan. Seperti yang dijelaskan Dr. Sims, ada banyak cara untuk menggunakannya kembali—termasuk yang biasanya tidak Anda nikmati sendiri, seperti kulit lemon, limau, dan jeruk.

“Kulit jeruk sering dibuang, tetapi bisa dijadikan manisan, digunakan sebagai hiasan minuman, atau ditambahkan ke infused water,” kata Dr. Sims

. “Atau, kita juga bisa mengupas kulitnya sebelum menggunakan buah jeruk dan menempatkan kulitnya dalam kantong kedap udara atau wadah di dalam freezer untuk digunakan nanti dalam makanan yang dipanggang atau ditaburkan di yoghurt atau oatmeal.”

Selain jeruk, kulit lainnya seperti wortel, mentimun, kentang—juga layak disimpan untuk berbagai kegunaan tambahan. “Kulit sayuran juga bisa disimpan dan dibekukan untuk kemudian digunakan sebagai bahan dasar kaldu sup atau saus masakan,” tambah Dr. Sims.

Terakhir, jika Anda masih memiliki sisa kulit buah dan sayuran, ia mencatat bahwa pengomposan adalah pilihan yang bagus untuk menggunakannya kembali dan meminimalkan sisa makanan. “Ketika sisa-sisa ini tidak dapat dimanfaatkan lebih lanjut, pengomposan adalah hal terbaik berikutnya,” kata Dr. Sims.

Semua hal dipertimbangkan, mengupas atau tidak mengupas kulit buah adalah pertanyaan yang akan Anda jawab sendiri berdasarkan preferensi pribadi Anda. Apa pun pilihan Anda, yakinlah bahwa konsentrasi pestisida (dan dengan demikian potensi risiko kesehatannya) minimal, dan buah-buahan dan sayuran selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari diet menyeluruh.

WELL AND GOOD

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."