Ridwan Kamil Kisahkan 14 Hari Terakhir yang Panjang untuknya Usai Makamkan Eril

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) memeluk istrinya Atalia Praratya (kanan) dan putrinya Camillia Laetitia Azzahra (kiri) saat berada di kawasan kargo jenazah Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad, 12 Juni 2022. Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang meninggal dunia karena terseret arus dan tenggelam di Sungai Aare Swiss itu kemudian dibawa ke kabupaten Bandung untuk dimakamkan. ANTARA/Muhammad Iqbal

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) memeluk istrinya Atalia Praratya (kanan) dan putrinya Camillia Laetitia Azzahra (kiri) saat berada di kawasan kargo jenazah Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad, 12 Juni 2022. Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang meninggal dunia karena terseret arus dan tenggelam di Sungai Aare Swiss itu kemudian dibawa ke kabupaten Bandung untuk dimakamkan. ANTARA/Muhammad Iqbal

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyampaikan sepenggal cerita tentang anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, seusai prosesi pemakaman di Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin 13 Juni 2022.

"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan hikmah dari kepergian Eril," kata Ridwan mengawali usai pemakaman Eril.

Dia lantas menceritakan bagaimana 14 hari masa pencarian Eril terasa begitu panjang dan melelahkan bagi keluarganya serta bagaimana keluarganya akhirnya menerima kepergian Eril dengan hati lapang dan memetik pelajaran dan hikmah dari kejadian itu.

Dia juga mengemukakan bahwa amal anak sulungnya dalam masa 23 tahun hidupnya ternyata sudah memadai untuk mendatangkan kecintaan dari banyak orang. "23 tahun memang belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," katanya.

"Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela nafas yang dipakai untuk berbuat baik. Walaupun hal kecil dalam sehari-hari," ia menambahkan.

Selain itu, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa keluarga mengikhlaskan kepergian Eril karena menyadari bahwa Allah SWT telah mencukupkan amalnya dan menutup kemungkinan bertambah kekhilafannya. "Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati, kalau kami tidak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali," katanya.

"Kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua," katanya.

Ridwan Kamil menyampaikan terima kasih kepada warga dari berbagai daerah yang mendoakan Eril, anak sulungnya yang lahir di New York dan meninggal dunia di Swiss. "Terima kasih atas segala doa yang dipanjatkan. Semoga Allah membalas berlipat-lipat," katanya.

Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu upaya pencarian Eril serta proses pemulangan jenazahnya dari Swiss ke Indonesia. "Atas nama keluarga, saya haturkan terima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Wapres, para menteri, para gubernur dan Forkominda Jabar, Kabupaten Bandung. Kepada keluarga, sanak saudara kami yang selalu hadir dan mendoakan. Dan juga kepada teman-teman sahabat Eril, alim ulama, tokoh masyarakat," kata dia.

Eril terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss, pada 26 Mei 2022. Jenazahnya ditemukan di Bendungan Engehalde di Kota Bern pada 8 Juni 2022. Jenazah Eril, yang tiba di Indonesia pada Minggu 12 Juni 2022, disemayamkan dan dishalatkan di Gedung Pakuan di Kota Bandung kemudian dibawa ke Kabupaten Bandung untuk dimakamkan di wilayah Kecamatan Cimaung pada Senin.

Baca: Ridwan Kamil Ungkap Filosofi Hidup Eril, Taburlah Berjuta Benih Kebaikan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."