Anne Avantie Ingatkan Jadi Orang Baik Tidak Harus Berduit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Desainer Anne Avantie/SOS Children's Villages Indonesia

Desainer Anne Avantie/SOS Children's Villages Indonesia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Desainer Anne Avantie mengingatkan agar masyarakat bisa berbagi dan menjadi orang baik tanpa harus menunggu menjadi kaya. "Orang baik itu, tidak harus berduit," katanya pada webinar berjudul "Aktualisasi Diri melalui Kekuatan Kebaikan” oleh SOS Children’s Villages Indonesia pada Rabu 9 Februari 2022.

Anne Avantie mencontohkan dirinya yang memiliki banyak kekurangan. Ia mengaku tidak pernah kuliah, ia pun tidak bisa berbahasa asing. "Bahkan saya juga tidak bisa pakai laptop. Tapi bukan berarti Anne Avantie ini tidak punya harapan untuk bisa menjadi seseorang," katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa orang-orang yang memiliki kekurangan dalam hal materi, dan mungkin masih berusaha untuk memenuhi kebutuhan primernya, juga bisa menjadi orang baik. "Berbagi dan menjadi orang baik bukan hanya karena uang, kita semua bisa menjadi penabur kebaikan. Ingat, hidup itu, hukumnya tabur tuai. Kalau menabur kebaikan, dapatnya juga kebaikan. Kalau yang ditabur benih keburukan, panennya juga akan buruk," katanya.

Di masa pandemi ini, ia membenarkan banyak usaha masyarakat yang hancur. Maka untuk mengatasi kondisi ini, penting untuk masyarakat membantu di sekelilingnya. "Mari bersama dan menopang. Jadilah terang, sekecil apapun sinarnya. Sehingga bisa bersinar di situasi yang tidak mudah," katanya.

Anne Avantie bercerita awal mula ia fokus membantu sesama. Saat itu, tepatnya pada 1996, ibu Anne Avantie sakit kanker. Saat itu, Anne Avantie sangat sedih. Beruntung sang ibu akhirnya sembuh dan pada awal Februari lalu berusia 73 tahun. "Saya menolong sesama sebagai ucapan terima kasih aya karena ibu saya sembuh," katanya bercerita.

Sosok inspiratif Anne Avantie telah menjadi bagian dalam Industri Fashion Indonesia, karyanya telah menorehkan catatan emas dalam perjalanan dunia mode Indonesia. Namanya tercatat sebagai salah satu wanita yang masuk dalam deretan Heroes of Philanthropist, Majalah Forbes yang berkarya di bidang kemanusiaan.

“Berbuatlah kebaikan, tunjukkanlah saat kamu berbuat kebaikan dengan harapan setidaknya ada satu orang yang mengikuti jejakmu. Jangan takut oleh suara manusia, takutlah pada suara Tuhan. Jangan sampai kebaikan-kebaikan kita dihentikan oleh komentar negatif manusia. Tebarlah kebaikan, maka kebaikanlah yang akan kamu tuai. Mari saling membagi rasa, membagi hati, dan membagi kebaikan,” kata Anne Avantie.

Pelaku bisnis asset management Agung Budiono setuju dengan Anne Avantie. Pria yang pernah menjabat posisi executive di beberapa perusahaan di dunia pasar modal selama lebih dari 27 tahun ini mengingatkan agar masyarakat bisa terus berbuat baik.

Ia berpendapat bahwa pola pikir setiap orang soal menjadi baik sebaiknya tidak diukur dalam hal uang saja. "Kalau mindset kita kebaikan itu enggak hanya harus dengan uang. Melakukan kebaikan enggak membuat kita miskin dan mengurangi umur kita. Tidak usah pikir terlalu panjang bila harus berdonasi," kata Agung.

Agung Budiono meyakini bahwa setiap kebaikan yang dilakukan itu pasti akan berdampak ke kehidupan setiap orang di masa yang akan datang. Hal itu juga berlaku di dunia bisnis. Agung Budiono mengatakan saat ini perusahaan tidak bisa hanya menonjolkan soal keuntungan dan berbagai profit mereka. "Tapi value dari perusahaan itu sendiri (yang perlu ditonjolkan). Apa yang sudah mereka lakukan ketika sudah mendapat profit. Program apa yang mereka lakukan untuk sesama dan lingkungan?" katanya.

Agung Budiono melakukan salah satu inovasi produk, yaitu reksadana yang mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia, yaitu Philanthropy Social Impact Bond Fund sejak pertengahan tahun 2019. Tujuan dari inisiatif ini untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan melalui dukungan ke berbagai misi kemanusiaan.

Pelaku bisnis asset management Agung Budiono/SOS Children’s Villages Indonesia

“Saya percaya apa yang kita tanam akan kita tuai dan berbuat kebaikan tidak akan ada ruginya, dan pasti menghasilkan sesuatu yang baik untuk kita dan orang-orang yang kita bantu. Semoga SOS Children’s Villages Indonesia dapat mengetuk hati orang-orang baik lainnya untuk dapat membantu anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemic,” ujar Agung Budiono.

Pandemi Covid-19 sudah menyerang Indonesia selama nyaris 2 tahun terakhir. Ada berbagai dampak yang dirasakan masyarakat. Bagi anak-anak, salah satunya adalah kehilangan orang tua. Kondisi itu memberikan kesedihan mendalam bagi ratusan anak di Semarang. Menurut data dari Dinas Perlindungan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), terdapat 407 anak di Semarang yang telah kehilangan orang tua, dengan 53 anak di antaranya dapat dipastikan yatim piatu.

Tak hanya itu, mereka juga sangat berpotensi mengalami perubahan pola pengasuhan. Pengasuh pengganti berpotensi menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengasuh mereka, seperti keterbatasan fisik, mental, dan ekonomi. Permasalahan ini tentunya akan memberikan dampak besar bagi pemenuhan hak dasar seorang anak, seperti hak atas pengasuhan berkualitas, termasuk pendidikan dan kesehatan.

National Director SOS Children’s Villages Indonesia, Gregor Hadi Nitihardjo menyatakan bahwa bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, yang terpenting hadir di hidup mereka adalah orang tua mereka untuk memberikan dukungan secara moril maupun materil dalam proses tumbuh kembang mereka. Kehilangan orang tua tentunya merupakan pukulan yang amat berat bagi anak-anak, maka dari itulah untuk memberikan dukungan yang hilang, SOS Children’s Villages hadir dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan dan meraih kembali mimpi mereka yang hilang akibat pandemi Covid-19.

Demi merespon dampak pandemi terhadap pengasuhan anak-anak Indonesia, khususnya di Semarang, SOS Children’s Villages Indonesia berkolaborasi dengan platform crowdfunding, Bantoo.id, mengadakan charity campaign dengan tujuan mengumpulkan dana bagi anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua akibat pandemi, bersama inisiatif dari tokoh masyarakat, Agung Budiono.

Baca: Dianggap Sosok Inspiratif, Anne Avantie Jadi Figur Pertama Barbie dari Indonesia

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."