4 Perkembangan Anak yang Penting Dikenali Orang Tua

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak bermain Lego. Dok. Lego

Ilustrasi anak bermain Lego. Dok. Lego

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis rehabilitasi medis dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Amien Suharti, menjelaskan, pada tumbuh kembang anak terdapat empat area perkembangan yang dinilai oleh dokter.

Keempat area ini yakni bicara dan bahasa, motorik kasar, motorik halus dan sosio-emosional. "Bicara dan bahasa yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, dan mengikuti perintah. Motorik kasar, yaitu kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar," kata dia dalam siaran pers RSUI, ditulis Sabtu 11 Desember 2021.

Sementara motorik halus, yaitu kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Area keempat, sosio-emosional yaitu kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Amien, apabila terdapat gangguan tumbuh kembang anak, maka prinsip tata laksana rehabilitasi medik mengoptimalkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan mencapai tingkat fungsi fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual yang lebih baik sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup.

Dalam penanganan masalah disabilitas, dokter rehabilitasi medik akan melakukan asesmen apakah ada gangguan fungsi komunikasi atau gangguan fungsional aktivitas sehari-hari.

Setelah diasesmen, dokter akan menentukan intervensi apa yang dapat diberikan kepada pasien, yang diantaranya bisa bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

Amien mengatakan, di sini, stimulasi sangatlah penting. Stimulasi yakni proses merangsang hubungan antar sel-sel otak yang dilakukan sejak dini secara terus-menerus, yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak melalui pembentukan sirkuit otak. “Dengan stimulasi yang cukup serta nutrisi yang baik, sinap akan berkembang pesat dan jalinan saraf lebih luas, yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak," kata Amien.

Dalam menangani gangguan pemrosesan sensori anak, fokus terapi di rehabilitasi medis yaitu memunculkan motivasi anak untuk bermain interaktif dan bermakna sehingga partisipasi aktif dari pasien yang diterapi juga sangatlah penting. “Penanganan disabilitas pada anak dengan tata laksana yang tepat dapat mengembalikan kemampuan fungsional dan partisipasi anak sesuai usia. Hal yang menarik setiap anak memiliki potensi, walaupun mungkin dia adalah seorang anak difabel,” kata dia.

Baca: Anak Tekuni Olahraga Sepak Bola, Donna Agnesia: Belajar Fokus Hingga Kerja Sama

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."