Developmental Care, Tips Merawat Bayi Prematur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bayi prematur dalam inkubator. shutterstock.com

Ilustrasi bayi prematur dalam inkubator. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Merawat bayi prematur perlu pemantauan dan perawatan khusus serta minim tekanan. Tak hanya dari orang tua, tapi juga keluarga di sekitarnya sebagai support system untuk meminimalkan dampak negatif. Menurut Dokter spesialis anak konsultan neonatalogi di RS Cipto Mangunkusumo - Kencana, Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) pentingnya developmental care dalam merawat bayi yang lahir prematur.

“Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care,” kata Putri dalam siaran persnya, ditulis Kamis.

Menurut Putri, perawatan anak lahir prematur menjadi kesulitan utama dalam kasus prematur. Anak yang lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya.

Dia menjelaskan, prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi.

"Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur," jelas dia.

Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal.

Di sisi lain, faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

Menurut Putri, stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).

Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps. Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks, sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligent.

Putri menuturkan, pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan.

Jadi, pastikan memenuhi kriteria dalam deveplomental care untuk merawat bayi prematur agar tumbuh kembangnya kian optimal.

Baca juga: Sebab Bayi Prematur Bisa Alami Stroke dan Osteoporosis

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."