Sebab Bayi Prematur Bisa Alami Stroke dan Osteoporosis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bayi. (Unsplash/Eric Froehling)

Ilustrasi bayi. (Unsplash/Eric Froehling)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Stroke merupakan kondisi ketika pasokan ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Sementara osteoporosis merupakan kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun yang membuatnya keropos dan rentan retak. Kedua penyakit ini biasanya menyerang orang yang sudah tua. Tapi ternyata, bayi prematur pun bisa mengalaminya. 

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo M. Azharry Rully S, mengatakan, organ tubuh bayi yang dilahirkan prematur atau sebelum waktunya belum matang. Akibatnya, bayi cenderung mudah mengalami gangguan kesehatan, termasuk hemmorage intaventular atau pendarahan otak.

“Faktornya multiple, bisa karena prematurnya atau proses lahirnya karena ada gangguan pembekuan darah pada bayi prematur,” kata Azharry di acara “Nutrisi dan Penanganan Tepat Bantu Anak Prematur Tumbuh Optimal” yang diselenggarakan Danone di Jakarta, pertengahan November 2019.

Azharry mengatakan, kasus pendarahan otak atau stroke pada bayi prematur tidak terlalu besar dibandingkan dengan masalah pernapasan atau infeksi. Sejumlah penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa kondisi ini bisa terjadi pada 10-15 persen bayi prematur.

Pendarahan otak ini dampaknya bisa panjang hingga si bayi dewasa. “Tergantung grade-nya. Kalau berat, bisa terjadi gangguan perkembangan, apakah cerebral palsy atau gangguan bicara,” ujar ia.

Selain stroke, bayi prematur yang lahir di bawah usia gestasi 32 minggu juga rentan osteoporosis, apalagi jika ia tidak diberi Air Susu Ibu atau ASi. “Tulangnya terdegradasi. Jadi seperti orang tua, tulangnya mudah patah,” kata ia.

Bayi prematur yang dilahirkan di usia kandungan kurang dari 37 minggu merupakan penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi di dunia. Penyebab utamanya adalah masalah pernapasan dan infeksi.

Berdasarkan World Health Organization atau WHO, terdapat 10 negara yang menyumbang 60 persen kelahiran prematur di dunia. Dari 10 negara ini, Indonesia menempati peringkat kelima tertinggi dengan angka kelahiran prematur sebanyak 675.500 bayi pada 2010.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."