Felicya Angelista Mengaku Pernah jadi Korban Bullying, Cek Dampak Psikologisnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Felicya Angelista. Foto/Instagram

Felicya Angelista. Foto/Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Sukses di usia masih muda, ternyata aktris Felicya Angelista pernah punya cerita sedih. Feli, begitu ia dipanggil, pernah mengalami bullying atau perundungan saat masih sekolah. Ia mengaku tidak tahu alasan kenapa ia dirundung oleh teman-teman sekolahnya.

“Enggak tahu kenapa, tapi dibenci aja gitu. Bener-bener dibenci banget, kalau misal ada temen yang mau temenan, dimusuhin. ‘Kalau lu temenan sama Fely lu kita juga bully’, jadi otomatis enggak ada yang mau temanan,” ujar Felicya saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Boy William yang tayang pada Jumat, 8 Oktober 2021.

Feli menceritakan pengalaman bullying yang ia dapatkan dari teman-teman sekolahnya. Perempuan 26 tahun ini ingat saat istirahat makan siang ia sampai harus bersembunyi di toilet sekolahnya. “Aku istirahat ngumpet di perpustakaan,” ujarnya.

Menurut pemain sinetron Dunia Terbalik ini, perundungan tersebut dialami sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sampai berpindah sekolah tiga kali dan tetap mengalami hal yang sama. “Zaman sekolah iya jahat sih, dan cewek-cewek juga aku pikir tuh mereka yang bakalan temenan sama aku. Aku enggak pernah bikin salah, enggak pernah nyakitin hati mereka, tapi selalu bully aku,” ujar perempuan yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya ini.

Saat duduk di bangku SMP, istri Caesar Hito ini masih mengalami perundungan dari teman-temannya. Kali ini, mereka sudah mulai bermain fisik kepada Feli. Pada titik ini, Feli mulai melawan balik para pembullynya. “Dari situ, ini enggak boleh, ini udah fisik, mami aku enggak pernah pukul aku, kalau kalian kayak gitu, enggak boleh banget dan aku mulai ngelawan, ngelawan sama yang ngebully aku, aku bisa bela diri aku sendiri,” katanya.

Kepada Boy, Feli mengaku sudah memaafkan orang-orang yang membullynya. Ia berpegang pada prinsipnya yaitu jika orang direndahkan maka akan ditinggikan. “Karena mereka gituin aku, justru mungkin sekarang aku malah dapat upahnya bisa jadi sesukses sekarang, karir di entertainnya juga,” katanya.

Berkaca pada yang dialami Feli, jika melansir dari laman Medical News Today, Senin 11 Oktober 2021 disebutkan jika dampak kesehatan dari bullying pada anak-anak sangat kompleks. Penelitian menunjukkan bahwa intimidasi terus-menerus dapat menyebabkan depresi dan kecemasan dan berkontribusi pada perasaan perilaku negatif.

Selain dampak psikologis dari intimidasi, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak korban bullying juga rentan terhadap penyakit fisik, tidak hanya selama periode di mana intimidasi terjadi, tetapi di kemudian hari.

"Studi kami menunjukkan bahwa efek bullying masih terlihat hampir 4 dekade kemudian," kata penulis utama Dr. Ryu Takizawa, dari Institute of Psychiatry di King's College London. “Dampak intimidasi terus-menerus dan meluas, dengan konsekuensi kesehatan, sosial, dan ekonomi yang bertahan hingga dewasa.”

“Kita perlu menjauh dari persepsi bahwa intimidasi hanyalah bagian tak terelakkan dari tumbuh dewasa,” tambah rekan penulis Prof. Louise Arseneault. Dia mengatakan bahwa sementara program untuk menghentikan bullying itu penting, guru, orang tua, dan pembuat kebijakan perlu memfokuskan upaya pada intervensi dini untuk mencegah masalah yang disebabkan oleh intimidasi yang bertahan hingga remaja dan dewasa.

Prof. Arseneault juga telah menulis secara mendalam studi lain tahun 2014 tentang efek kesehatan jangka panjang dari bullying, yang dilakukan oleh tim dari Duke University Medical Center di Durham, NC.

Beberapa ahli berpikir bahwa efek bullying menghasilkan semacam "stres beracun" yang memengaruhi respons fisiologis anak-anak dan beberapa korban bullying terus mengeluhkan masalah kesehatan.

Baca: Felicya Angelista Maternity Shoot, Tema Busananya Mirip Foto Prewedding

DEWI RETNO | MEDICAL NEWS TODAY

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."