Dukung Kampanye Cegah Pelecehan Seksual, Adinia Wirasti: Diam Bukan Pilihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Makeup Adinia Wiriasti oleh makeup artist dan beauty influencer Vinna Gracia. Instagram/@vinnagracia

Makeup Adinia Wiriasti oleh makeup artist dan beauty influencer Vinna Gracia. Instagram/@vinnagracia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  L’Oréal Paris, kembali meneguhkan komitmennya untuk memberdayakan perempuan di Indonesia melalui kampanye Stand Up Against Street Harassment, kampanye global intervensi pelecehan seksual di ruang publik.

Setelah diluncurkan pada bulan Maret lalu di Indonesia, kampanye ini terus digaungkan karena melihat masih banyak tindakan pelecehan seksual di ruang publik di masa pandemi.

Aktris Adinia Wirasti juga turut mendukung kampanye Stand Up Against Street Harassment. Sebagai seorang perempuan ia sangat mendukung gerakan Stand Up Against Street Harassment dan metode Pelatihan 5D yang terbukti praktis dan aman.

"Sudah saatnya #WeStandUp! untuk menghentikan aksi pelecehan seksual apalagi di ruang publik karena diam bukan pilihan," ajak perempuan kelahiran 19 Januari 1987 ini.  

Menurut pemeran film Critical Eleven ini, kita semua harus peduli akan hal tersebut demi terciptanya ruang publik yang aman bagi semua orang. "Khususnya perempuan agar dapat terus melangkah dalam mengejar cita-cita dan mimpinya dengan rasa aman dimanapun, kapanpun,” jelas Adinia Wirasti, yang juga figur pemberdayaan perempuan Indonesia.

Menurut survei global yang dilakukan oleh L’Oréal Paris bekerja sama dengan IPSOS di bulan Januari 2021, menemukan bahwa 1 dari 3 perempuan masih mengalami pelecehan seksual di ruang publik selama masa pandemi.

Di Indonesia sendiri, menurut data dari Komnas Perempuan, hingga 3 Juli 2021 terdapat 1.902 kasus. Selama pandemi kita tak bisa memungkiri bahwa aktivitas masyarakat berubah dan berpindah tempat.

Brand General Manager L’Oréal Paris Indonesia Maria Adina mengatakan aktivitas di dunia maya meningkat, menjadikan media sosial menjadi ruang publik dan memungkinkan untuk terjadinya pelecehan seksual.

Menurut Plan International 2020, terdapat 56 persen anak perempuan dan remaja perempuan pernah mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual di ranah daring. Namun demikian, hal ini tidak menutup kenyataan juga masih terjadi di ruang publik. Jadi pelecehan seksual itu masih ada bahkan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

“Masyarakat masih rentan menjadi korban pelecehan seksual, termasuk para pekerja esensial seperti tenaga kesehatan dan tenaga kasir. L’Oréal Paris berkomitmen untuk terus memantapkan usaha dalam melawan aksi pelecehan seksual di ruang publik serta menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia untuk turut serta mendukung gerakan ini,” tambah Adina melalui siaran pers, Senin 23 Agustus 2021. 

Bekerja sama dengan Hollaback! Jakarta, L’Oréal Paris kini juga menggandeng Alfamart sebagai salah satu partner strategis untuk turut serta mengintervensi pelecehan seksual di ruang publik dengan mengikuti Pelatihan 5D, yakni Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan. Pelatihan menurut para ahli terbukti efektif, praktis dan aman diterapkan baik untuk korban ataupun bystander.

Sejalan dengan hal tersebut Anindya Restuviani, Site Leader & Co-Director of Hollaback! Jakarta mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi pihak L’Oréal Paris dan Alfamart yang telah sadar akan pentingnya penanggulangan isu pelecehan seksual ini. Sejak 2016 pihaknya sudah berusaha untuk menekan dan
menghentikan pelecehan seksual di manapun dan dalam bentuk apapun.

"Saya sangat senang bahwa dua perusahaan besar secara aktif melibatkan seluruh karyawan mereka untuk mengetahui lebih jauh mengenai pelecehan seksual di ruang publik dan memberdayakan diri mereka dengan Pelatihan 5D, sehingga bisa turut andil dalam menciptakan ruang publik yang aman dari kekerasan seksual bagi perempuan di Indonesia,” jelas Anindya.

Baca:  Cara Cinta Laura Lawan Pelecehan Seksual di Ruang Publik, Berani Menegur

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."