Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Ratu Camilla Pernah jadi Korban Pelecehan Seksual saat Remaja

foto-reporter

Reporter

google-image
Camilla Parker Bowles. Instagram.com/@clarencehouse

Camilla Parker Bowles. Instagram.com/@clarencehouse

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Permaisuri Kerajaan Inggris, Ratu Camilla mengaku mengalami pelecehan seksual saat remaja. Pengalaman traumatis ini ia ungkapkan kepada Boris Johnson, mantan Wali Kota London berkuasa pada 2008-2016.

Kisah ini kemudian diceritakan buku Power and the Palace karya Valentina Low, mantan koresponden kerajaan untuk The Times Inggris. Low mendapat kisah ini dari penuturan Guto Harri, orang yang pernah menjabat sebagai direktur komunikasi Johnson saat menjabat sebagai wali kota dan dirilis pada Ahad, 31 Agustus 2025. 

Ratu Camilla Alami Pelecehan Seksual Saat Remaja

Dikutip dari CNN, Camilla berbagi cerita pribadi tentang pelecehan yang dialaminya saat berusia sekitar 16 atau 17 tahun ketika mengundang Johnson pada 2008. “Dia sedang naik kereta menuju Paddington, lalu seorang pria mulai meraba-raba tangannya,” tulis Low. Camilla kemudian menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi selanjutnya, “Saya melakukan apa yang diajarkan ibu saya. Saya melepas sepatu dan memukulnya tepat di bagian sensitif.” 

Tak hanya itu, Camilla juga menunjukkan keberanian dengan melompat dari kereta di stasiun Paddington. Ia mencari petugas keamanan, lalu melaporkan kejadian tersebut sehingga pelaku berhasil ditangkap.

Support untuk Korban Kekerasan Seksual 

Pengalaman Camilla saat remaja ini membuatnya aktif dalam mendukung korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Pada Maret 2025, Camilla mengirim surat pribadi kepada Gisèle Pelicot, seorang korban yang mengalami pemerkosaan dan dibius oleh suaminya selama bertahun-tahun di Prancis. 

Selain itu, istri Raja Charles III ini juga pernah mengadakan sebuah acara bertujuan mendukung para relawan dan penyintas kekerasan seksual di Istana Buckingham pada Mei 2024. Dikutip dari The Independent, alam acara itu,  Camilla meluncurkan kembali program Wash Bags, yang menyediakan perlengkapan dasar bagi para penyintas pemerkosaan dan pelecehan.

Dilansir dari People, dalam sebuah acara pada 2021, Camilla mengecam “budaya diam” yang memungkinkan pelaku kekerasan terus beraksi dan membuat korban enggan melapor. “Pemerkosa tidak dilahirkan, mereka dibentuk,” ujarnya. “Dibutuhkan seluruh komunitas untuk membongkar kebohongan yang membuat kekerasan seksual dianggap normal dan memalukan bagi korban.” 

Camilla menjadi ratu pada 2022 ketika suaminya, Raja Charles III, naik takhta setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II. Ia dikenal karena dedikasinya dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, dan telah berupaya meningkatkan kesadaran akan isu ini selama lebih dari sepuluh tahun.

Pilihan Editor: Sejarah Kalung Penobatan yang Dipakai Ratu Camilla, Istri Raja Charles III

SILVIA ALYA RAHMAH | ISTIQOMATUL HAYATI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement