Stres Saat Pandemi Bikin Tubuh Makin Gemuk, Coba Atasi dengan Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi obesitas. Shutterstock

Ilustrasi obesitas. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Binge Eating atau makan berlebihan mengalami peningkatan selama Covid-19 melanda. Stres menjadi pemicu utama fenomena tersebut. Dilansir dari womensweekly, Rabu 18 Agustus 2021. Psikolog senior di departemen psikologi Singapore General Hospital, Mr Henry Lew mengatakan pasien merasa lebih sulit untuk mengelola kecenderungan makan berlebihan selama pandemi. “Peningkatan stres dan kecemasan dapat menyebabkan orang beralih ke makanan. Makan banyak merupakan cara tercepat dan paling nyaman untuk menghilangkan stres,” katanya.

Dokter keluarga di Poliklinik Jurong, Dr Cheah Ming Hann juga mencatat bahwa beberapa pasien mengalami kesulitan mengendalikan diet mereka karena menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak selama periode ini. "Ini bisa jadi karena kekhawatiran tentang berolahraga di luar ruangan, lebih banyak ngemil saat tinggal di rumah dan stres makan karena perubahan situasi keuangan mereka," katanya.

Ms Toh Hui Moon, seorang psikolog klinis di National University Polyclinics, mengatakan mekanisme bertahan hidup seseorang yang dikenal sebagai respons melawan atau mengalihkan dipicu dalam situasi stres. Sistem saraf simpatis dalam tubuh kemudian diaktifkan, kemudian menyebabkan lonjakan epinefrin yang juga disebut sebagai adrenalin. "Hormon ini mematikan sistem pencernaan dan mengurangi nafsu makan. Namun, jika stres berlanjut tubuh memproduksi hormon lain yang dikenal sebagai kortisol. Kortisol meningkatkan nafsu makan dan motivasi untuk makan. Dan itu yang dapat menyebabkan perilaku makan berlebihan," kata Ms Toh.

Berikut adalah lima tips untuk menghindari makan berlebihan di saat pandemi :

1. Gunakan buku harian makanan
Setiap kali Anda makan berlebihan atau merasa terdorong untuk makan camilan, luangkan waktu sejenak untuk mencari tahu apa yang memicu dorongan tersebut. Tuliskan dalam buku harian makanan apa yang telah Anda makan atau ingin makan, apa yang membuat Anda kesal, bagaimana perasaan Anda sebelum makan, apa yang Anda rasakan saat Anda makan dan bagaimana perasaan Anda setelah itu. Seiring waktu, Anda mungkin melihat sebuah pola muncul. Dan itu mungkin lebih mudah untuk memecahkan masalah ketika tahu persis apa penyebabnya.

2. Pertahankan jadwal makan sehat
Cobalah untuk mempertahankan pola makan yang teratur berdasarkan kebutuhan dan waktu makan. Jika terus-menerus ngemil, cobalah membuat jadwal yang mencakup setidaknya makan dua kali sehari. Lakukanlah hal tersebut sampai konsisten dengan kebiasaan makan tersebut

3. Hindari godaan
Punya banyak stok makanan di rumah menyebabkan sering ngemil dan makan berlebihan. Bahkan ketika Anda tidak lapar, dorong untuk cenderung makan berlebihan akan terjadi saat memiliki persediaan junk food, makanan penutup, dan camilan tidak sehat di rumah. Hilangkan godaan dengan membersihkan lemari es dari makanan seperti itu.

4. Alihkan perhatian
Menemukan cara lain untuk menghilangkan stres seperti berjalan-jalan, membaca buku, berbicara dengan teman, atau menonton komedi dapat membantu. Begitu tertarik pada sesuatu yang lain, keinginan untuk makan berlebihan akan hilang. Penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Dengan begitu itu dapat mengurangi peluang Anda untuk makan berlebihan atau makan berlebihan.

5. Mencari bantuan
Perawatan psikologis dapat membantu mengidentifikasi pemicu stres untuk makan berlebihan dan memberi tahu Anda cara mengelolanya. Berhubungan dengan orang lain yang mengalami pengalaman serupa juga dapat membantu. Lalu, mendengar dari orang lain yang berhenti makan berlebihan dapat memotivasi.

Baca: Stres Tidak Bisa Dicegah, Tapi Bisa Dipindahkan dengan Meditasi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."