Tips Jaga Kesehatan Mental Anak Saat Pandemi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Peran orang tua sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak agar tetap optimal tidak terkecuali selama pandemi. Tokopedia bersama Psikolog Anak, Fathya Artha Utami dan Pemilik Utama Spice, Ria Templer, pun membagi tips untuk membangun suasana rumah yang positif dan nyaman sehingga bisa menjaga kesehatan mental anak.

1. Jaga Keseimbangan antara Keluarga dan Pekerjaan - “Pandemi mendorong lebih banyak orang tua bekerja dari rumah sehingga menjaga produktivitas sambil mengasuh anak bisa menjadi tantangan tersendiri,” kata Fathya.

Menurut Fathya, orang tua perlu saling berkompromi setiap hari atas peran dan tugas yang dijalani. Tentukan mana yang menjadi prioritas dan kapan saatnya perlu fokus ke keluarga.

2. Ketahui Ciri-Ciri Anak yang Sedang Stres - Menurut Fathya, banyak anak mengalami stres karena tekanan yang terjadi di rumah selama pandemi. “Perubahan perilaku dan emosional serta adanya keluhan fisik pada anak adalah beberapa ciri stres yang bisa dialami anak-anak,” jelasnya.

3. Komunikasikan Emosi di Masa Pandemi - Kepekaan orang tua untuk mendeteksi perilaku stres pada anak sangat dibutuhkan demi menjaga kesehatan mental keluarga. “Caranya bisa mengomunikasikan emosi dengan anak secara jujur agar kita tahu kebutuhan mereka,” kata Fathya.

Dengan mengomunikasikan secara jujur, orang tua dan anak akan dapat menyusun strategi untuk saling menenangkan emosi yang dirasakan. Pahami juga bahwa semua emosi yang dirasakan itu benar dan diterima.

4. Dampingi Anak Kelola Emosi - “Sama halnya dengan orang tua, selama pandemi, anak pun bisa merasakan sedih, takut, tidak aman dan frustasi. Bedanya, orang tua lebih mampu untuk mengelola dan mengekspresikan emosi,” kata Fathya.

Untuk itu, orang tua perlu mendampingi anak dalam mengelola emosi dengan metode HADIR. "Yang dimaksud HADIR adalah Hadapi dengan tenang, Anggap semua perasaannya penting, Dengarkan tanpa distraksi, Ingat untuk bantu menamai emosi anak dan Rembukan opsi, batasan serta solusi masalah,” kata Fathya

5. Pentingnya Relaksasi bagi Keluarga - “Meditasi atau memakai masker wajah bersama keluarga bisa menjadi kegiatan menyenangkan di akhir pekan,” ujar Fathya. Misalnya, penggunaan essential oil buatan Utama Spice, contoh UMKM Bali di Tokopedia yang telah menggandeng puluhan petani lokal dalam produksinya, dapat memberi khasiat menenangkan dan meredakan kecemasan.

“Kandungan kamomil dan minyak kenanga bisa memberi rasa tenang. Sedangkan aroma mint yang dingin dan menyegarkan hingga minyak kayu putih (cajeput) dapat membantu sistem kekebalan tubuh dan penyembuhan,” kata Ria. Aroma lavender, lemon dan jeruk juga aman untuk anak-anak.

“Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk perawatan diri, termasuk essential oil, mendorong peningkatan jumlah transaksi kami di Tokopedia menjadi lebih dari 2x lipat selama hampir 2 minggu PPKM Darurat berlangsung,” tambahnya.

External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengungkapkan, menyambut Hari Anak Nasional, Tokopedia berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis, termasuk UMKM lokal dan mitra strategis lainnya, untuk mempermudah keluarga memenuhi kebutuhan harian. "Sekaligus menjaga kesehatan mental anak di tengah pandemi.”

Selain berkolaborasi dengan ahli, Tokopedia aktif menggandeng para mitra strategis lain, termasuk Big Bad Wolf (BBW), untuk mendukung penanganan pandemi, salah satunya dengan membantu anak-anak terpapar COVID-19. “Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Tokopedia akan memberikan ribuan buku untuk anak-anak yang dirawat di Wisma Atlet. Kami berharap buku-buku ini bisa mengisi waktu dan mendorong semangat anak-anak terpapar COVID-19 selama perawatan dan pemulihan di Wisma Atlet,” kata Ekhel.

Baca: Semakin Banyak Anak Terinfeksi Covid-19, Perhatikan Fisik dan Psikisnya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."