Studi: Vaksin Pfizer dan Moderna Hasilkan Antibodi 10 Kali Lipat dari Sinovac

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech di sebuah rumah sakit. Sebelumnya Inggris mengumumkan muncul dua kasus alergi setelah vaksinasi. REUTERS/Fabrizio Bensch

Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech di sebuah rumah sakit. Sebelumnya Inggris mengumumkan muncul dua kasus alergi setelah vaksinasi. REUTERS/Fabrizio Bensch

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penelitian di Hong Kong menyebutkan vaksin Pfizer dan Moderna menghasilkan antibodi 10 kali lipat dibandingkan vaksin Sinovac. Penelitian itu dipublikasikan di The Lancet pada Kamis, 15 Juli 2021, untuk membandingkan vaksin BioNTech yang dikembangkan dengan mRNA dengan vaksin Sinovac yang menggunakan virus tidak aktif.

Dalam penelitian itu ditemukan tingkat antibodi di antara petugas kesehatan Hong Kong yang telah divaksinasi mRNA BioNTech 10 kali lebih tinggi daripada penerima vaksin yang disuntik Sinovac.

“Perbedaan konsentrasi antibodi penetral yang diidentifikasi dalam penelitian kami dapat diterjemahkan menjadi perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin,” kata para peneliti seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat, 16 Juli 2021.

Temuan ini menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan keunggulan vaksin mRNA dalam memberikan perlindungan yang kuat dan komprehensif terhadap SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, dan variannya. 

Diketahui sejumlah negara seperti Israel hingga Amerika Serikat yang sebagian besar mengandalkan vaksin mRNA dari Pfizer Inc. dan mitra Jermannya BioNTech, serta Moderna Inc. Negara-negara yang menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna juga telah mengalami penurunan jumlah infeksi Covid-19.

Baca juga: Penelitian: Vaksin Sinovac 90,3 Persen Bisa Cegah Pasien Covid-19 Masuk ICU

Sementara itu, negara-negara yang menggunakan sebagian besar vaksin yang tidak aktif dari Cina, seperti Sinovac dan Sinopharm belum mengalami banyak penurunan dalam jumlah kasus Covid-19.

"Meskipun, penggunaan kedua jenis (vaksin) telah secara signifikan mencegah Covid-19 dan kematian yang lebih parah," tulis Bloomberg.

Melihat efektivitas rendah dari vaksin yang tidak aktif, sejumlah negara seperti Thailand hingga Uni Emirat Arab (UEA) memakai vaksin booster kepada orang-orang yang sudah divaksinasi penuh menggunakan vaksin Sinovac.

Sebagai informasi, vaksin Pfizer sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan akan segera dipakai dalam upaya percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia pada Kamis, 15 Juli 2021.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."