Mengenang Masa Kecil Rachmawati Soekarnoputri, Suka Menari dan Olahraga Anggar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Rachmawati Soekarnoputri hadir untuk beraudiensi dengan Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tuduhan makar terhadap dirinya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 10 Januari 2017. TEMPO/M Iqbal Ichsan

Rachmawati Soekarnoputri hadir untuk beraudiensi dengan Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tuduhan makar terhadap dirinya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 10 Januari 2017. TEMPO/M Iqbal Ichsan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Politikus Rachmawati Soekarnoputri meninggal pada Sabtu, 3 Juli 2021, pukul 06.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kabar wafatnya putri Presiden pertama Soekarno ini disampaikan politikus Gerindra Sufmi Dasco Ahmad melalui cuitannya di Twitter. 

Rachmawati meninggal di usia 70 tahun. Dilansir dari kepustakaan presiden di laman Perpustakaan Nasional, Rachmawati merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ketika almarhumah ibunya, Fatmawati, meninggalkan istana sebagai protes atas pernikahan Soekarno dengan Hartini, Rachmawati masih berusia tiga tahun. Sejak itu, ia lebih dekat dengan ayahnya dan diasuh oleh ibu angkatnya bernama Hadi, wanita asal Solo, Jawa Tengah.

Lahir dengan nama Diah Pramana Rachmawati Soekarno, wanita kelahiran 27 September 1950 ini menjalani pendidikannya di SD Perguruan Cikini, SMP Perguruan Cikini, dan SMA Santa Ursula Jakarta.

Selama di SD dan SMP, Rachmawati belajar menari Jawa, Sunda, dan Sumatera. Ia juga menekuni olahraga anggar, renang, dan bulu tangkis.

Cita-citanya semula ingin menjadi dokter. Namun, karena lulus dari SMA jurusan sosial, ia pun belajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia namun tidak selesai pada 1969.

Adik dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini kemudian melanjutkan kuliah jurusan hukum di Universitas Bung Karno pada 2002 dan lulus meraih gelar sarjana. Pada 2017, ia melanjutkan S-2 dan meraih gelar magister hukum di kampus yang sama pada tiga tahun kemudian.

Rachmawati Soekarnoputri. antaranews.com

Rachmawati aktif mengabadikan nama Soekarno. Ia ingin meneruskan cita-citanya dengan turut menciptakan masyarakat adil makmur, salah satunya melalui Yayasan Pendidikan Soekarno.

Rachmawati mendirikan yayasan ini pada 27 September 1981 dengan misi mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kerangka membangun karakter dan jiwa bangsa. Rachmawati pernah mengatakan misi ini sejalan dengan prinsip sang ayah.

Yayasan Pendidikan Soekarno telah mendirikan sekolah-sekolah. Seperti SMA Nasional di Klaten, Semarang dan Boyolali, TK Rachmawati di Boyolali dan TK Sarinah di Jakarta, Cibubur serta Klaten. Pada 1983, Yayasan ini juga mendirikan Institut Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Bung Karno yang sekarang dikenal sebagai Universitas Bung Karno.

Rekam jejaknya di panggung politik diawali dengan mendirikan Partai Pelopor pada 2002. Partai ini berlambang bendera merah putih diagonal dengan logo bintang, padi, dan kapas.

Namun, pada 2007, ia mundur dari jabatannya itu karena diangkat Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Kala itu, ia menjabat bersama Emil Salim, Syahrir, Ma’ruf Amin, Subur Budhisantoso, Radi A. Gani, dan Adnan Buyung Nasution.

Pada 2012, Rachmawati bergabung dengan Partai NasDem. Namun pada 2014, ia memutuskan untuk mundur karena sikap politik yang bersebrangan dengan partai besutan Surya Paloh ini.

NasDem bukan menjadi partai terakhir dalam karier politik Rachmawati. Ia kemudian bergabung dengan Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto. Rachmawati Soekarnoputri didapuk sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina di partai tersebut.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Tinggal 2 Minggu di Kapal Perang, Ingat Bentuk Tangganya

  

FRISKI RIANA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."