3 Gejala Anak yang Alergi Susu Sapi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter anak konsultan alergi imunologi sekaligus Guru Besar Universitas Padjadjaran Budi Setiabudiawan mengatakan ada tiga gejala yang dapat dikenali saat anak mengalami alergi susu sapi atau protein sapi.

Protein sapi merupakan penyebab alergi terbesar kedua di Asia setelah telur. Di Indonesia anak-anak yang menderita alergi susu sapi mencapai 0,5-7,5 persen, sedangkan di dunia mencapai 1,9-4,9 persen.

Anak yang mengalami alergi harus ditangani sedini mungkin agar dapat diberikan pengobatan yang optimal sehingga tidak menghambat tumbuh kembangnya. "Yang harus dilakukan orangtua adalah mengenali sedini mungkin untuk mendeteksi apakah anak ini alergi atau bukan. Kalau sudah mengenali sedini mungkin, berarti harus segera dikonsultasikan ke dokter agar anak dapat tumbuh kembang yang optimal," kata Budi dalam webinar "World Allergy Week" pada Sabtu 26 Juni 2021.

Budi menyebutkan ada tiga gejala yang muncul saat anak mengalami alergi yakni ringan, sedang dan berat. Alergi juga dapat mengenai tiga organ tubuh seperti pencernaan, pernapasan dan kulit. Untuk organ pencernaan, gejala alergi yang muncul seperti kolik, muntah dan paling banyak adalah diare atau dialami oleh 53 persen anak yang menderita alergi susu sapi.

Pada organ pernapasan, gejala alergi yang muncul seperti batuk-batuk, asma atau rhinitis. Sedangkan pada organ kulit, biasanya muncul ruam, gatal atau eksim. "Untuk gejala pernapasan perlu dilihat, anak ini batuknya sepanjang hari atau di pagi-malam saja. Kalau ada panas, berarti dia infeksi bukan alergi," ujar Budi. "Terus perhatikan bagaimana ingusnya, dia bening atau berlendir. Yang paling penting harus ke dokter, jangan diagnosa sendiri, kalau kita tahu pemicunya kita jadi bisa mengendalikan supaya tumbuh kembangnya optimal," lanjut Budi.

Budi mengatakan penting bagi orang tua untuk mendeteksi dan memahami sedini mungkin gejala dari alergi untuk dapat memastikan pemicunya sehingga dapat dilakukan tata laksana yang optimal. "Kalau sudah ditangani anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, mengembangkan hobi dan bakat sehingga anak berprestasi dan yang paling penting jangan sampai alergi ini muncul, caranya dengan melakukan pencegahan," kata Budi.

Baca: 5 Cara Atasi Alergi Kulit yang Dipicu Deterjen, Termasuk Kompres Air Dingin

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."