Keracunan Makanan? Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock

Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sempat viral soal takjil beracun yang merenggut nyawa anak seorang driver ojek online. Belakangan diketahui, korban yang bernama Naba Faiz Prasetya meregang nyawa karena sate yang disantap mengandung sianida. Perlu diketahui, kasus keracunan makanan juga bisa terjadi karena banyak penyebab. Sementara gejalanya juga bisa hadir dengan beragam. Baca terus artikel ini agar tahu penjelasan lebih lanjut. 

Gejala keracunan makanan

Keracunan makanan disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi, rusak, atau beracun. Gejala yang paling umum termasuk mual, muntah, dan diare.

Organisme penular, termasuk bakteri, virus, parasit atau toksinnya adalah penyebab paling umum dari keracunan makanan. Semua itu dapat mencemari makanan di setiap titik pemrosesan atau produksi. Kontaminasi, dikutip dari Healthline, juga dapat terjadi di rumah jika makanan tidak ditangani atau dimasak dengan benar.

Gejala keracunan makanan dapat bervariasi tergantung pada sumber infeksinya. Beberapa mungkin hanya berkisar selama 1 jam, tapi ada juga yang hingga 28 hari. Dalam beberapa kasus, keracunan bisa sembuh dengan cepat. Namun, banyak pula yang harus mendapatkan pertolongan dari rumah sakit. 

Kasus umum keracunan makanan biasanya mencakup setidaknya tiga dari gejala berikut:

  1. kram perut
  2. diare
  3. muntah
  4. kehilangan selera makan
  5. demam ringan
  6. kelemahan
  7. mual
  8. sakit kepala

Sementara gejala keracunan makanan yang berpotensi mengancam jiwa meliputi:

  1. diare berlangsung selama lebih dari tiga hari
  2. demam lebih tinggi dari 38° C
  3. kesulitan melihat atau berbicara
  4. gejala dehidrasi parah, yang mungkin termasuk mulut kering, sedikit buang air
  5. kecil atau tidak ada sama sekali, dan kesulitan menahan cairan
  6. urin berdarah

Kontaminasi makanan

Kontaminasi makanan dapat terjadi di setiap titik produksi: pertumbuhan, panen, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman, atau persiapan. Kontaminasi silang -perpindahan organisme berbahaya dari satu permukaan ke permukaan lain- seringkali menjadi penyebabnya. Ini menjadi sangat merepotkan untuk makanan mentah dan siap makan, seperti salad atau produk lainnya. Makanan ini tidak dimasak, organisme berbahaya tidak dihancurkan sebelum dimakan dan dapat menyebabkan keracunan makanan. Banyak agen bakteri, virus atau parasit yang menyebabkan keracunan makanan.

Bagaimana cara mencegah keracunan makanan?

Cara terbaik untuk mencegah keracunan makanan adalah dengan menangani makanan Anda dengan aman dan menghindari makanan yang mungkin tidak aman.

Beberapa makanan lebih cenderung menyebabkan keracunan makanan karena cara pembuatan dan penyiapannya. Daging, unggas, telur, dan kerang mungkin mengandung agen infeksius yang terbunuh selama pemasakan. Jika makanan ini dimakan dalam bentuk mentah, tidak dimasak dengan benar, atau jika tangan dan permukaan tidak dibersihkan setelah kontak, keracunan makanan dapat terjadi.

Selalu cuci tangan Anda sebelum memasak atau menyantap makanan. Pastikan makanan Anda tersegel dan disimpan dengan benar. Masak daging dan telur sampai matang. Apapun yang bersentuhan dengan produk mentah harus dibersihkan sebelum digunakan untuk menyiapkan makanan lain. Pastikan pula selalu mencuci buah dan sayur sebelum disajikan.

Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan?

Saat anda mengalami gejala keracunan makanan, cobalah untuk mengendalikan rasa mual dan muntah. Hindari makanan padat sampai muntah berhenti. Kemudian makan makanan ringan dan hambar, seperti biskuit asin, pisang, nasi, atau roti.

Anda juga bisa menyeruput cairan karena dapat membantu menghindari muntah. Namun, perlu diingat untuk menghindari makanan yang digoreng, berminyak, pedas, atau manis. Jaga pula tubuh agar tidak dehidrasi dengan minum cairan bening, dimulai dengan seteguk kecil dan secara bertahap minum lebih banyak. Jika muntah dan diare berlangsung lebih dari 24 jam, minumlah larutan rehidrasi oral.

Jangan minum obat antimual atau antidiare tanpa bertanya kepada dokter Anda. Obat-obatan ini memiliki efek samping dan dapat memperburuk beberapa jenis diare. Jika merasakan gejala selama lebih dari 3 hari dan gejala keracunan makanan tersebut berpotensi mengancam jiwa segeralah mengunjungi rumah sakit atau hubungi dokter Anda. 

Baca juga: Kenali 3 Sebab Keracunan Makanan, Ada Bakteri E.Coli dan Virus

MAYO CLINIC | HEALTHLINE

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."