Kenali 3 Sebab Keracunan Makanan, Ada Bakteri E.Coli dan Virus

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaKeracunan makanan tidak lain merupakan penyakit yang muncul ketika Anda mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun yang mereka bawa.

Organisme atau racun ini bisa merusak makanan dalam proses pengolahannya, ataupun saat makanan disimpan atau dihidangkan, misalnya dibiarkan terbuka begitu saja pada makanan yang berupa jajanan.

Kasus keracunan makanan bukan hanya bisa terjadi ketika Anda jajan sembarangan. Makanan yang dimasak di rumah pun dapat mengakibatkan hal yang sama jika tidak dimasak atau disimpan dengan cara yang benar.

Anda dapat mengalami keracunan makanan jika bahan yang Anda makan sudah terlebih dahulu terkontaminasi oleh kuman.

Risiko ini makin tinggi jika makanan tersebut tidak dimasak atau dihangatkan dengan benar, tidak disimpan dengan benar (misalnya tidak dibekukan atau didinginkan), diabaikan dalam waktu lama, diolah oleh orang yang sedang sakit atau tidak cuci tangan, ataupun sudah kedaluwarsa.

Penyebab keracunan makanan sendiri bervariasi, namun biasanya dikelompokkan menjadi tiga penyebab utama, yakni:

  • Bakteri adalah penyebab keracunan makanan yang paling sering ditemui, terutama bakteri E.coli, Listeria, dan Salmonella. Selain itu, bakteri Campylobacter dan C. botulinum (botulisme) juga beberapa kali menjadi penyebabnya.

  • Jika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung parasit, salah satu penyakit keracunan makanan yang akan timbul adalah toksoplasmosis. Parasit ini sebetulnya biasa hidup di kotoran kucing, tapi bisa berpindah ke manusia jika Anda tidak menerapkan pola hidup bersih.

    Parasit dapat hidup di tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Namun, ketika sistem imun Anda tengah lemah atau Anda sedang hamil, parasit ini dapat memengaruhi kesehatan Anda.

  • Virus yang bisa menyebar lewat makanan, yakni norovirus, sapovirus, rotavirus, maupun astrovirus, dan hepatitis A.

Beda organisme yang menyerang Anda, maka beda pula waktu yang diperlukan untuk membuat Anda merasakan gejala keracunan makanan.

Bakteri Listeria (biasanya terdapat pada bahan makanan mentah atau susu dan keju yang tidak dipasteurisasi), misalnya, hanya membutuhkan 9-48 jam untuk menyebar di tubuh dan membuat Anda mengalami gejala keracunan.

Sementara virus Hepatitis A (mungkin terdapat pada bahan makanan dari laut yang tercemar) membutuhkan 28 hari sebelum Anda merasakan gejala keracunan itu.

Gejala keracunan makanan sangat bervariasi tergantung penyebabnya. Namun, orang yang makan makanan terkontaminasi biasanya mengalami setidaknya tiga dari tanda-tanda berikut:

  • Kram perut
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Lemah
  • Demam ringan
  • Sakit kepala

Gejala keracunan makanan ini dapat muncul sesaat setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Namun dalam beberapa kasus, gejala ini baru muncul hingga berminggu-minggu kemudian.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."