Vaksin Beri Harapan, Pengusaha Perlu Waspadai Bisnis Pasca Pandemi dengan 3 Tips

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Website Usaha Qaris/Qaris

Ilustrasi Website Usaha Qaris/Qaris

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pelaksanaan vaksinasi di awal tahun menjadi titik terang sejak pandemi melanda Indonesia dalam satu tahun terakhir. Kabar ini memberikan optimisme tersendiri di kalangan pengusaha untuk segera menjalankan kegiatan usaha dengan normal. Start up penyedia layanan point-of-sale Qasir mengajak para usahawan untuk mengantisipasi situasi yang akan datang tersebut.

CEO Qasir, Michael William, mengatakan vaksin memang sudah di depan mata, namun pelaksanaannya butuh proses agar bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Para pengusaha bisa menganggap proses tersebut sebagai periode revitalisasi, yang bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan amunisi sebelum industri kembali normal sepenuhnya. Jika kita sudah melalui tahap adaptasi ke teknologi digital selama pandemi ini, saatnya kita mulai masuk ke tahap optimalisasi. "Pemanfaatannya mesti ditingkatkan, fitur-fitur dan layanan yang belum tersentuh dari platform digital harus lebih dieksplor,” kata Michael dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 April 2021.

Baca: Dirjen IKM dan Aneka Ungkap Tantangan Minimnya Mental Pengusaha

Michael mengungkapkan setidaknya terdapat tiga tips yang dapat dilakukan pengusaha
untuk mempersiapkan diri memasuki era pasca-pandemi.

Pertama, membangun konsistensi penjualan produk atau jasa melalui promosi digital, seperti melalui media sosial atau marketplace. Meskipun era pasca-pandemi memungkinkan konsumen untuk mengunjungi toko atau berbelanja langsung, perilaku konsumen dalam mengakses produk secara digital akan tetap bertahan karena kebiasaan ini terbentuk semakin kuat selama pandemi.

Kedua, meningkatkan interaksi dan menjaga hubungan baik dengan konsumen melalui evaluasi dan pengembangan produk yang dapat dilakukan dengan mudah dan gratis melalui platform survei online. Hal ini dapat menjadi solusi untuk menciptakan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan target konsumen.

Ketiga, membuat website usaha sendiri. Hal ini seharusnya dilakukan sejak awal agar nama domain usaha tidak digunakan. Website usaha menjadi representasi digital yang memberikan kesan terpercaya bagi sebuah brand UMKM. Keberadaan usaha di media sosial dan marketplace dapat sewaktu-waktu mengalami kendala yang malah menghambat penjualan, maka website atau landing page dapat menjadi acuan resmi bagi konsumen baik sebagai akses membeli produk maupun referensi informasi.

Michael melanjutkan, strategi tersebut perlu dilakukan mengingat upaya pemerintah yang sudah mulai mendistribusikan vaksin untuk meminimalisir laju dan penyebaran virus Covid-19 di berbagai wilayah Indonesia. Qasir optimis dengan adanya vaksinasi akan menstimulus daya beli masyarakat dan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melalui OJK juga menggelontorkan dana kredit sebanyak Rp 388.33 triliun untuk 6.15 juta debitur dari pelaku UMKM untuk menggairahkan pemulihan usaha.

Jangan sampai pengusaha kelabakan karena tidak menyiapkan strategi pasca-pandemi sedari dini. "Langkah-langkah tadi kami anjurkan supaya usahawan tidak kehilangan momentum, telat adaptasi dan adopsi yang akhirnya malah berpengaruh buruk terhadap penjualan dan pertumbuhan bisnis kedepannya,” kata Michael.

Qasir mencoba terus untuk mendukung pelaku UMKM di masa transisi ini dengan menyediakan layanan Website Usaha yang sudah diikuti oleh 2500 usahawan. Inovasi layanan ini ini dapat dieksplor dan dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk menjangkau konsumen lebih luas. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah yang mendorong gerakan UMKM Go Digital selama beberapa tahun terakhir.

"Kami terus memonitor pergerakan konsumen kami, sejauh mana tingkat utilisasi fiturnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka. Kami juga secara intens membuka dialog dengan mereka. Terbukti, jumlah active users Qasir telah mengalami peningkatan sebanyak 88 persen pada akhir bulan Maret 2021 jika dibanding Maret 2020 lalu,” kata Michael.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."