Advertisement
Advertisement
Advertisement

Saat Desain Jadi Jalan Keluar dari Keterpurukan, Ini Cerita Pengusaha UMKM Dista Ayu

foto-reporter

Reporter

google-image
Pengusaha UMKM, Dista Ayu

Pengusaha UMKM, Dista Ayu

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Di balik nama “Pusat Pengiriman Paket Borobudur” yang kini menaungi 18 agen ekspedisi di Jawa Tengah, ada kisah perjuangan penuh liku seorang perempuan bernama Dista Ayu. Usaha ekspedisi yang berbasis UMKM kini telah menopang banyak keluarga ini justru lahir dari perjalanan Dista membangun bisnis fashion kecil-kecilan di kampung halamannya.

"Dari hanya empat agen, usaha tersebut berkembang pesat. Tapi tidak semua berjalan mulus.Awalnya aku jualan fashion lewat Facebook dan promosi dari mulut ke mulut. Pesanannya mulai banyak dan aku butuh pengiriman yang lebih lancar, dari situ aku bikin usaha ekspedisi sendiri," kata Dista Ayu kepada Cantika. 

Pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Toko online milik Dista bangkrut, tim yang semula berjumlah 13 orang harus ia lepas satu per satu. Hingga hanya dirinya sendiri yang tersisa. Dalam keheningan dan tekanan itulah Dista mengalami depresi, bahkan didiagnosa mengidap bipolar disorder. “Rasanya seperti dunia runtuh. Aku terisolasi dan kewalahan. Ada masa di mana aku merasa menyerah adalah satu-satunya pilihan.”

Namun, dalam titik terendah itu, ia justru menemukan cahaya kecil dari hal yang tak disangka: Canva. Mengenal Canva sejak 2017 lewat suaminya yang seorang desainer, Dista mulai serius mempelajarinya saat pandemi melanda. Ia mengajarkan dirinya sendiri desain grafis lewat tutorial YouTube, dibantu suaminya.

“Sebelum pakai Canva, aku harus ke percetakan untuk bikin materi promosi. Sekarang, aku bisa buat sendiri dengan cepat, sesuai dengan yang aku bayangkan.” Lebih dari sekadar alat bantu desain, Canva menjadi semacam “terapi visual” bagi Dista. Mendesain membuatnya tenang. Canva bukan hanya alat untuk bisnis, tapi juga untuk healing.

Dari Desain ke Mentoring: Membangun Komunitas Perempuan

Apa yang dimulai dari brosur dan poster kini berkembang menjadi kelas mentoring. Workshop yang awalnya hanya untuk mengajarkan Canva kini mencakup public speaking, digital marketing, hingga pengembangan diri. “Saya ingin perempuan lain tahu, mereka tidak sendiri. Kita bisa kuat kalau saling dukung,” ujarnya.

Dista mengadakan dua workshop setiap bulan di Magelang. Dalam setiap pertemuan, ia membangun ruang aman bagi perempuan untuk berbagi cerita, belajar, dan saling menguatkan. Kisah hidupnya menjadi pembuka jalan bagi perempuan lain untuk berani bicara, dan bangkit dari keterpurukan.

Menggunakan Canva dan media sosial lokal, Dista berhasil mengembangkan ekspedisinya dengan strategi biaya rendah. Ia bermitra dengan platform digital untuk membuka cabang-cabang baru, sambil terus memperkuat brand lewat konten visual yang menarik.

Kini, sebagai Canvassador (Duta Canva lokal), Dista juga aktif mengedukasi warga Magelang untuk mengenal potensi mereka melalui kreativitas digital.

Keluarga: Sumber Kekuatan dan Inspirasi

Bagi Dista, keluarga adalah jangkar dalam badai hidup. Suaminya bukan hanya pasangan, tetapi juga mentor dan penyemangat utama. Anak-anaknya menjadi alasan ia terus berjuang. “Ketika semuanya berat, mereka yang mengingatkanku untuk terus maju.”

Ia menanamkan nilai ketangguhan, empati, dan kreativitas kepada ketiga putrinya. Bagi Dista, membangun usaha bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tapi juga tentang memberi teladan.

Sebagai ibu dari tiga anak, pengusaha, dan mentor, Dista tahu bahwa keseimbangan adalah kunci. Ia menetapkan batas waktu kerja, meluangkan waktu dengan keluarga, dan tetap menyisihkan waktu untuk healing, entah lewat desain di Canva atau journaling. “Sempurna itu bukan tujuannya. Aku hanya ingin jadi versi terbaik dari diriku hari ini.”

Pendampingan Kesehatan Mental: Dari Luka Menjadi Misi

Pengalamannya menghadapi bipolar disorder dan stigma sosial menjadikan Dista seorang advokat kesehatan mental yang berdedikasi. Lewat seminar dan workshop, ia menciptakan ruang aman dan dukungan nyata bagi perempuan yang tengah berjuang. “Kadang, yang kita butuhkan hanyalah seseorang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi. Aku ingin jadi orang itu bagi mereka.”

Untuk para ibu rumah tangga yang ingin memulai namun merasa takut, pesan Dista sederhana namun kuat: “Do it afraid, but do it anyway.”

“Jangan tunggu waktu yang sempurna. Gagal itu wajar, tapi jangan biarkan rasa takut mengalahkan semangatmu. Bangun support system, cari alat yang membantumu tumbuh. Buat pintumu sendiri, seperti aku menemukan Canva.”

Menutup perbincangan, Dista sempat merenung. Jika bisa berbicara kepada dirinya di tahun 2020, ia ingin mengatakan: “Ambil napas. Jangan bagikan semua luka di media sosial. Carilah orang yang kamu percaya, jangan pikul semuanya sendiri. Kamu bisa melewati ini. Kamu tidak sendirian.”

Dista bukan hanya membangun usaha dari nol, tapi juga membangun kembali dirinya sendiri. Dari kejatuhan, ia tumbuh menjadi sosok yang kini memberi harapan bagi perempuan lain. Kreativitas, keberanian, dan dukungan, itulah kekuatan sejati di balik namanya.

Pilihan Editor: Cara Dekranasda DIY Dampingi UMKM yang Tampil di Jogja Fashion Trend 2024

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement