Mudah Berjerawat? Coba Terapkan Pola Makan Rendah Glisemik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com

Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jangan remehkan kaitan pola makan dan munculnya jerawat. Sebab sejumlah makanan tertentu bisa meningkatkan risiko jerawat, terutama yang tinggi kadar gulanya. Gula darah yang naik dengan cepat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang disebut insulin. Tingginya kadar insulin dalam darah dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak sehingga meningkatkan risiko timbulnya jerawat.

Beberapa makanan yang memicu lonjakan insulin meliputi pasta, nasi, roti putih, dan segala jenis makanan olahan tinggi gula. Karena efek produksi insulinnya yang tinggi, makanan ini dianggap sebagai karbohidrat "glisemik tinggi". Itu artinya jenis makanan ini terbuat dari gula sederhana.

Ahli dermatologi bersertifikat dari klinik Curologi di Amerika Serikat, dr.David Lortscher,MD. menjelaskan bahwa gula dalam bentuk apa pun dapat memengaruhi hormon dan kondisi kulit. Hal ini kemudian mengacu pada jerawat.

"Saat Anda makan karbohidrat sederhana dan panganan tinggi gula, maka kadar gula darah Anda meningkat lebih cepat, dan pankreas merespons dengan melepaskan insulin. Dengan menghilangkan gula, Anda mungkin dapat menurunkan jumlah insulin dan sebagai hasilnya, produksi minyak dan jerawat juga dapat dipengaruhi," ujar Lortscher seperti dilansir dari laman Healthline.

Dengan paparan di atas, bisa dibilang diet bebas gula salah satu cara mengurangi risiko jerawat.

"Meskipun mekanismenya tidak jelas, hubungan gula dan susu dengan jerawat lebih banyak ditandai dengan susu skim dibandingkan dengan susu murni, dan pada mereka yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi per minggu," kata Lortscher.

Ia menambahkan bahwa ada kemungkinan produk turunan susu seperti keju, es krim, dan yogurt dapat dikaitkan dengan timbulnya jerawat. Tetapi kaitannya tampak lebih kuat dengan susu skim.

Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan rendah glisemik atau diet rendah gula sederhana, dapat mencegah dan membantu meredakan jerawat.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea Selatan menunjukkan bahwa pasien yang mengikuti pola makan dengan indeks glikemik rendah selama 10 minggu mengalami kondisi kulit yang membaik, terutama pada jerawat yang meradang.

Dalam studi lain yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, para peneliti menemukan bahwa mengikuti diet rendah glikemik dengan asupan protein tinggi selama 12 minggu, mampu memperbaiki kondisi kulit yang jerawat pada pria. Dan mendapat bonus penurunan berat badan.

Buah dan sayur tak hanya kaya akan vitamin. Makanan sehat ini juga memiliki kandungan protein yang diperlukan tubuh.

Studi juga menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya zinc berguna dalam mencegah dan mengobati jerawat. Dalam satu studi yang diterbitkan dalam BioMed Research International Journal, para peneliti melihat hubungan antara kadar zinc dalam darah dan tingkat keparahan jerawat. Zinc adalah mineral makanan yang penting dalam perkembangan kulit serta mengatur metabolisme dan kadar hormon.

Para peneliti menemukan bahwa tingkat zinc yang rendah dikaitkan dengan kasus jerawat yang lebih parah. Mereka menyarankan untuk meningkatkan jumlah zinc dalam makanan menjadi 40 mg per hari untuk mengobati orang dengan kasus jerawat yang parah.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology, ditemukan bahwa kadar vitamin A dan E yang rendah juga terkait dengan kasus jerawat yang parah.

Mereka menyarankan bahwa orang yang berjerawat dapat meredakan dan mengobati jerawat mereka dengan meningkatkan asupan makanan kaya akan vitamin A dan E. Namun sebelum mengonsumsi suplemen vitamin A, cobalah berdiskusi dengan dokter, karena konsumsi vitamin A berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin A yang berujung pada kerusakan permanen organ tubuh.

Selain itu, pasien dengan jerawat yang parah juga dapat mengonsumsi omega-3 dan antioksidan. Omega-3 adalah sejenis lemak yang ditemukan pada tumbuhan dan sumber protein hewani tertentu, seperti ikan dan telur, sementara antioksidan adalah bahan kimia yang menetralkan racun yang merusak di dalam tubuh. Bersama-sama, omega-3 dan antioksidan dianggap mengurangi peradangan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Lipids in Health and Disease menemukan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen omega-3 dan antioksidan setiap hari mampu mengurangi jerawat dan meningkatkan kesehatan mental mereka. Karena jerawat sering menyebabkan tekanan emosional, konsumsi omega-3 dan antioksidan mungkin sangat bermanfaat bagi orang dengan kondisi tersebut.

Jika kamu sedang berjerawat saat ini, boleh dicoba pola makan di atas ya.

Baca juga:

Perhatikan Pola Makan, Bisa Jadi Penyebab Rambut Rontok

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."