Segudang Manfaat Masker Spirulina, Bisa Meningkatkan Produksi Kolagen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Masker spirulina memiliki sejumlah manfaat bagi kulit karena mengandung antioksidan yang tinggi. (Canva)

Masker spirulina memiliki sejumlah manfaat bagi kulit karena mengandung antioksidan yang tinggi. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMasker spirulina adalah salah satu produk perawatan kulit wajah yang tengah populer. Masker berwarna kehijauan ini banyak ditawarkan di berbagai online shop ataupun media sosial. Mungkin banyak dari kamu yang penasaran, sebenarnya apa sih spirulina ini?


Suplemen favorit suku Aztec

Spirulina adalah alga biru-hijau yang diyakini sebagai salah satu bentuk kehidupan tertua di Bumi. Spirulina juga dianggap sebagai super food atau makanan super. Alasanya, bahan makanan ini merupakan sumber nutrisi lengkap, dengan tingkat kandungan protein yang sebanding dengan telur. 

Spirulina digunakan pertama kali oleh suku Aztec sebagai penguat daya tahan dan mengobati berbagai penyakit. Mereka mengumpulkan spirulina dari danau dan rawa dan mengolahnya menjadi bahan makanan yang disantap bersama tortilla (Kahn & Osborne, 2005). 

Penelitian modern telah membuktikan bahwa spirulina mengandung banyak manfaat. Hingga kini potensi spirulina untuk mengobati sejumlah masalah kesehatan juga terus diteliti.

Spirulina memiliki rasa yang pahit, maka orang sering mencampurkannya dengan yogurt, jus, dan smoothie untuk menyempurnakan rasanya. Spirulina umumnya tersedia sebagai suplemen di toko makanan kesehatan.


Nutrisi yang terkandung dalam spirulina

Spirulina mengandung banyak nutrisi dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh. Setiap satu sendok makan spirulina mengandung 20 kalori, 4 gram protein, 1 gram lemak, dan 2 gram karbohidrat. Namun tak ada gula dan serat yang terkandung di dalamnya. 

Spirulina juga merupakan sumber baik untuk thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3), zat tembaga, zat besi, serta magnesium.

Kandungan mineral ini bisa membantu otot dan jantung berfungsi sehari-hari. Kandungan ini juga bertanggung jawab dalam pembentukan protein dan energi yang kadang kebutuhannya tidak terpenuhi dalam tubuh. 

Spirulina memiliki sejumlah manfaat untuk kulit

Meski di masa terdahulu suku Aztec menggunakan spirulina untuk menambah stamina tubuh, spirulina kini juga digunakan dalam banyak produk skin care. 

Kandungan nutrisi yang telah disebutkan tadi bisa membuat kulit kita menjadi lebih sehat. Apalagi spirulina juga mengandung asam amino dan asal lemak omega-3.

Berdasarkan penelitian, spirulina diketahui dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan menyehatkan usus yang bisa berdampak memperbaiki penampilan kulit. 

“Mikrobioma usus yang sehat dikaitkan dengan peningkatan kesehatan kulit, termasuk regulasi peradangan kulit,” kata Dr. Marie Hayag, ahli kulit bersertifikat dan pendiri 5th Avenue Aesthetics di New York City, dikutip dari Healthline. "Spirulina telah terbukti mempromosikan mikrobiota usus yang lebih sehat dan sebagai hasilnya, ini berarti kesehatan kulit yang lebih baik."

Meskipun demikian, penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui manfaat dari penggunaan ekstrak spirulina dalam formula topikal. 

“Sebagian besar [penelitian ini] menunjukkan manfaat antioksidan, efek mencerahkan, dan sifat pelembab,” kata Hayag. "Manfaat ini sebagian besar terkait dengan penggunaan ekstrak spirulina, bukan dalam bentuk bubuk."

Berikut sejumlah manfaat dari spirulina:


1. Spirulina membantu produksi kolagen dan pengencangan kulit

Sebuah studi dari tahun 2019 menunjukkan bahwa spirulina dapat meningkatkan faktor pertumbuhan dalam sel fibroblast dermal. Ini merupakan sel yang bertanggung jawab untuk membuat kolagen.

"Ini mungkin bisa berkontribusi pada efek pengencangan kulit, tetapi ini perlu dipelajari lebih lanjut," kata Hayag.

2. Dapat menghilangkan racun

Sejumlah literatur menunjukkan spirulina bisa membantu mengatasi keracunan logam berat. Sebuah studi dari tahun 2006 pada 41 pasien memperlihatkan bahwa konsumsi ekstrak spirulina ditambah dengan zinc membantu menghilangakan 47,1 persen arsenik dari rambut mereka. 

Meski demikian, menurut Hayag, belum ada bukti signifikan yang membuktikan bahwa spirulina membantu menghilangkan racun dalam tubuh atau kulit.


3. Dapat mencegah kandida

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa spirulina berpotensi mencegah infeksi kulit kandida melalui aktivitas antijamur. 

Sebuah studi dari 2017 menemukan bahwa sifat antijamur spirulina berpotensi digunakan sebagai pengganti agen antijamur topikal untuk pengobatan kandida.


4. Bisa mengobati jerawat

Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa mengoleskan krim yang mengandung spirulina ke kulit bisa menjadi pilihan alternatif untuk pengobatan jerawat. Ini karena efek antioksidan dan antimikroba yang tinggi.

Spirulina mungkin merupakan pilihan yang lebih baik daripada terapi antibiotik lokal karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan tidak ada resistensi antibiotik.

5. Memiliki fungsi anti-penuaan 

Spirulina dapat memberikan efek anti-penuaan dan anti-inflamasi, karena memiliki kandungan antioksidan.

“Spirulina melawan radikal bebas sehingga dapat mencegah kerusakan kulit yang dapat menyebabkan keriput dan tanda-tanda penuaan,” kata Amy Shapiro, MS, RD, CDN, ahli diet dan pendiri Real Nutrition.

Kandungan lain yang bermanfaat adalah phycocyanin. Ini adalah bahan aktif utama dalam spirulina.

“Phycocyanin membantu mengaktifkan aktivitas antioksidan seluler, yang menghasilkan eliminasi radikal bebas,” jelas Hayag. 

Menggunakan masker spirulina juga membantu kekencangan kulit dan mendorong produksi kolagen. Ini karena spirulina mengandung banyak asam amino penting, termasuk glisin dan prolin. 



Baca juga: 7 Cara Mudah Menghindari dan Mengobati Jerawat, Hati-hati dengan Resep DIY!

WEBMD | HEALTHLINE

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."