Mengenal Beda Tren Kecantikan Clean Beauty dan Natural Beauty

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Produk kosmetik. Freepik.com

Produk kosmetik. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah tren kecantikan yang terus bertumbuh di sekitar kita di antaranya adalah Clean Beauty dan Natural Beauty. Jangan sampai tertukar, simak perbedaan di antara kedua tren kecantikan tersebut. Clean Beauty adalah istilah untuk produk-produk yang ramah lingkungan, berkelanjutan (sustainable), dan bebas kekejaman pada hewan (cruelty free).

Clean Beauty berarti produk tidak mengandung bahan berbahaya (non toksin) bagi kulit dan lingkungan. Guna mendapat hasil yang efektif maka disarankan menggunakan bahan yang sesuai dengan kebutuhan kulit saja.

Berbeda dengan Natural Beauty yang menggunakan bahan alami sebagai bahan utamanya, Clean Beauty adalah produk perawatan kulit atau skincare yang mengutamakan keamanan produknya. Oleh karena itu, bahan yang digunakan tidak terfokus pada bahan alami maupun sintetis, namun memastikan bahwa bahan yang digunakan adalah bahan yang hanya dibutuhkan untuk kulit, diuji secara klinis, dan dipastikan tidak memberikan dampak buruk pada kulit maupun lingkungan ketika digunakan.

Spesialis Kulit dan Kecantikan, dokter Arini Astasari Widodo, mengatakan untuk memutuskan produk kecantikan yang ingin dipakai, harus mengenali tipe kulit dan masalah kulit terlebih dahulu. Pastikan kita mengetahui bahan-bahan yang terkandung di dalam produk tersebut, bukan sekadar mengikuti tren kecantikan.

“Bagi yang memiliki kulit normal ataupun memiliki kulit sensitif, kulit kering, dan sedang terdapat masalah kulit, sebisa mungkin hindari bahan yang memberikan risiko alergi atau iritasi seperti pengawet, pewangi, latex, atau metal. Semakin banyak kandungan pada sebuah produk, akan semakin meningkatkan resiko iritasi kulit,” paparnya dalam Discover The Global Standard for Clean Beauty with make p:rem, Rabu 17 Februari 2021.

Baca juga:

5 Cara Memilih Produk Skincare Agar Tetap Cantik Tanpa Merusak Lingkungan

Sayangnya, dibanding dahulu kala, prevalensi kulit sensitif semakin meningkat seiring waktu. Oleh karena itu, untuk seseorang dengan kulit sensitif, sebaiknya selektif memilih produk yang sudah lolos uji klinis dan diuji oleh dermatolog atau ahli kulit untuk memastikan bahwa aman digunakan.

Sependapat dengan apa yang diutarakan dokter Arini, Brand Manager make p:rem Indonesia Christy Susanto juga mengatakan, tren Clean Beauty sudah marak dari beberapa tahun lalu di negara lain, dan di Indonesia semakin banyak yang mencari tahu terkait produk Clean Beauty.

Oleh karena itu, lanjut Christy, make p:rem, merek produk kecantikan asal Korea, akan mendukung masyarakat Indonesia untuk lebih teliti dalam memilih produk perawatan kulit wajah. Merek make p:rem merupakan singkatan dari Make Pragmatism Remedy, yang memiliki arti terbuat dari bahan yang aman, minim efek samping, harga yang terjangkau, dan diformulasikan untuk membantu meredakan permasalahan kulit yang sedang dialami.

“Make p:rem hanya menggunakan formula minimal yang dibutuhkan oleh kulit dan telah teruji secara klinis dapat memberikan hasil yang efektif, sudah lolos uji iritasi, hypoallergenic, bebas dari paraben, alkohol, pewarna buatan, pewangi, dan tanpa kandungan 20 bahan berbahaya,”ungkap Christy.

Dengan sertifikasi Environmental Working Group (EWG) yang telah diraih, make p:rem membuktikan bahwa bahan-bahan yang terkandung pada produknya telah memenuhi kriteria kesehatan dan keselamatan yang ketat. Salah satu varian dari make p:rem yang diciptakan untuk kulit sensitif, mudah iritasi, dan menjaganya tetap sehat adalah rangkaian Safe Me.

Hanya terdiri dari 12 bahan yang dipilih dari seleksi ketat sesuai kebutuhan kulit, menjadi bukti bahwa make p:rem hanya menggunakan bahan-bahan penting yang dianggap efektif dan sesuai dengan namanya yang telah teruji aman.

Sekali lagi, ikuti yang dibutuhkan kulit kamu, bukan sekadar ikut tren kecantikan ya, teman Cantika.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."