Orang yang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Bisa Positif Covid-19? Ini Kata Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Vaksinasi atau pemberian vaksin lewat suntikan atau oral untuk meningkatkan produksi antibodi bukanlah hal baru di telinga kita. Tapi untuk vaksin Covid-19 masih ada beberapa pertanyaan di benak masyarakat. Mengingat Covid-19 merupakan penyakit baru yang terdeteksi pada akhir 2019, begitu pula dengan vaksin yang dibuat. Maka dari itu, dibutuhkan kejelian kita menyerap informasi dari pihak yang berkompeten dan berwenang. Yuk, sama-sama kita terus memperbarui informasi, teman Cantika.

Salah satu yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah bagaimana orang yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 bisa dinyatakan positif Covid-19? Contoh Bupati Sleman, Sri Purnomo, yang positif Covid-19 setelah sepekan sebelumnya disuntik vaksin Covid-19. Begitu juga dengan puluhan relawan yang diketahui terinfeksi Covid-19 setelah divaksin.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Primaya Hospital Tangerang, Tolhas Banjarnahor, seseorang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 masih dapat terinfeksi Covid-19. "Pada dasarnya, tidak ada vaksin yang mempunyai efikasi atau tingkat kemanjuran seratus persen," tulis Tolhas dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa 26 Januari 2021.

Persentase seseorang terinfeksi Covid-19 setelah vaksinasi tergantung dari jenis vaksin. Misalkan vaksin Sinovac di Indonesia mempunyai efikasi 65,3 persen pada kelompok umur 18 sampi 59 tahun.

"Artinya, masih ada kemungkinan 34,7 persen seseorang terkena infeksi Covid-19 meskipun telah dilakukan vaksinasi," ungkap Tolhas.

Baca juga:

Ingat, Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Tak Boleh Langsung Pulang

Vaksin Covid-19 jenis lain juga memiliki efikasi yang berbeda. Vaksin Moderna yang memiliki efikasi 94,5 persen dan vaksin Pfizer dengan efikasi 95 persen. Walaupun vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan Moderna memiliki efikasi lebih tinggi dibanding Sinovac, Tolhas melanjutkan, efek samping dari vaksin Pfizer dan Moderna juga cukup berat, yaitu hingga penyakit level 3 atau membutuhkan perawatan.

Persentase efek samping yang dihasilkan vaksin Pfizer sebanyak 1,5 persen dan efek samping yang dihasilkan vaksin Moderna sebesar 4,1 persen. Sementara, vaksin Sinovac hanya memiliki efek samping 0,1 persen atau sama seperti efek simpang vaksin flu.

"Risiko yang ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 sangat kecil dibandingkan manfaatnya karena dapat menimbulkan herd immunity atau kekebalan kelompok," ujar Tolhas.

Ketika efikasi vaksin Sinovac dinyatakan sebesar 65,3 persen, artinya dari seratus orang yang divaksin, ada 34,7 persen yang masih berpotensi terkena infeksi Covid-19. "Kita tidak tahu masuk yang 65 persen atau 35 persen," jelasnya.

Namun demikan, jauh lebih baik jika vaksinasi terus dilakukan ketimbang tidak. Sebab jika tidak ada vaksinasi Covid-19 sama sekali, maka kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 akan menjadi seratus persen.

Mengingat bagi yang sudah menerima vaksin Covid-19 bukan jaminan terbebas dari infeksi Covid-19, maka protokol kesehatan tetap harus ditaati, yakni #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun. Tolhas mengingatkan juga agar setiap orang menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, cukup istirahat, dan mengelola stres.

Stay safe and happy, teman Cantika.

RINI KUSTIANI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."