Jadi Orang Tua, Sandra Dewi: Saya dan Suami Sebenarnya Penyesuaian Setiap Hari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Sandra Dewi berfoto dengan suaminya, Harvey Moeis dan juga anak-anaknya dengan latar belakang pohon Natal besar saat merayakan Natal bersama di rumah. Instagram/@

Sandra Dewi berfoto dengan suaminya, Harvey Moeis dan juga anak-anaknya dengan latar belakang pohon Natal besar saat merayakan Natal bersama di rumah. Instagram/@

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang tua mempunyai gaya mengasuh anak yang berbeda-beda dan sedikit banyak dipengaruhi saat mereka dibesarkan dahulu kala. Hal itu juga dialami pasangan Sandra Dewi dan Harvey Moeis saat mengasuh kedua putranya, Raphael Moeis dan Mikhael Moeis. Menurut Sandra, hingga saat ini ia dan Harvey terus menyesuaikan diri untuk menjadi orang tua. 

"Waktu pas punya anak, penyesuaiannya adalah didikan suami dan didikan aku kan beda. Bagaimana kita berdiskusi jadi satu suara untuk membesarkan anak-anak. Karena didikan kita kan beda-beda, setiap keluarga beda-beda. Jadi, sebenarnya tiap hari penyesuaian," tukas Sandra Dewi kepada Dave Hendrik di vlog Brunch With Dave Hendrik yang diunggah di YouTube Harper's Bazaar Indonesia pada Jumat, 8 Januari 2021.

Salah satu perbedaan yang disesuaikan Sandra dan Harvey adalah cara menegur anak-anak saat berbuat salah. Sandra memilih berbicara dengan intonasi tinggi saat menegur anak yang berbuat salah. Tapi hal itu sulit diterima bagi Harvey.

" 'Enggak boleh, ya' dengan intonasi tinggi, cuma gitu aja. Papanya bilang pelan-pelan dong, enggak usah emosi. Karena menurut dia enggak perlu dimarahin. Karena menurut aku, cuma ngomong pake nada yang tegas aja harusnya cukup," tutur perempuan 37 tahun itu.

Menurut Sandra, Harvey tumbuh dan berkembang tanpa dimarahi atau dihukum oleh orang tuanya. Beda dengan Sandra, ia menjalani fase dimarahi atau dihukum saat berbuat kesalahan di masa kecil.

"Saya dari keluarga yang cukup aja. Saya terbiasa dimarahi sama orang tua. Saya kalau salah pasti dimarahin. Kalau suami saya enggak pernah diomelin, gak pernah dihukum," jelasnya.

Oleh sebab itu, saat Sandra sedikit mengeraskan intonasi suaranya, Harvey akan memintanya untuk berbicara pelan-pelan saja.

"Saya ketika anak-anak saya misalnya salah, saya pasti agak keras. Mau enggak mau sebagai ibu, saya harus kasih tahu. Kalau bukan saya yang kasih tahu, siapa lagi. Tapi, saya enggak pernah mukul atau apapun itu, ya. Kalau suami saya pasti pelan-pelan dong ngomongnya, gak perlu tarik urat," imbuhnya.

Dari perbedaan tersebut, pasangan yang menikah pada 8 November 2016 itu berupaya tetap menegur anak-anak mereka saat berbuat salah tanpa emosi tinggi seperti tak menaikkan intonasi bicara.

Perbedaan lainnya adalah memilah-milih topik pembicaraan saat berada didekat anak-anak. Sandra mengungkapkan ia tergolong cuek saat berbincang topik apa pun di dekat anak-anak. Sementara Harvey sangat selektif. 

"Kalau ngomongin sesuatu yang anak-anak enggak perlu denger, anak-anak harus main di luar. Enggak boleh denger. Papanya (Harvey) bilang 'tolong bersikap sebagaimana kamu mau anak-anak kamu bersikap. Kalau lagi pusing sama kerjaan, pusing sama urusan rumah, tolong depan anak-anak harus dijaga. Jangan kebawa mood'," Sandra mengingat pesan suaminya.

Dengan beberapa perbedaan lainnya, Sandra dan Harvey meyakini menjadi orang tua tak lepas dari rangkaian penyesuaian, sama seperti merekamenyesuaikan dari sebagai suami istri saat melepas status lajang. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."