Dokter Bagi Kiat Aman Menyimpan dan Memasak Frozen Food

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
ilustrasi makanan beku (pixabay.com)

ilustrasi makanan beku (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Makanan beku atau frozen food digandrungi sejumlah orang. Beragam pertimbangannya antara lain menyiapkan makanan dalam waktu singkat hingga penyajiannya terbilang mudah, hanya tinggal mengukus, merebus, menggoreng hingga memanggang.

Itu baru bicara soal kemudahan, tapi bagaimana terkait gizi dalam frozen food? Dokter spesialis gizi RS Pelni, Jovita Amelia, mengatakan frozen food siap santap harus dikonsumsi sesuai dengan aturan yang tertera pada kemasan. Yang harus diperhatikan adalah konsumen harus menyimpan berdasarkan suhu yang telah ditetapkan.

"Frozen food yang cara penyimpanannya baik jadi suhu tepat, lamanya juga sesuai, dan tidak memakai pengawet yang berbahaya serta tidak dicairkan berkali-kali terbilang aman," ujar Jovita saat dihubungi Antara pada Rabu, 16 September 2020.

"Tetapi biasanya makanan cepat saji seperti ini tinggi garam dan kandungan garam ini berbahaya terutama pada penderita hipertensi dan gangguan ginjal," ungkapnya.

Dari segi gizifrozen food siap santap akan dipengaruhi dengan cara memasaknya dan memanaskan. Jika frozen food berisi sayuran dan dimasak kembali dengan suhu yang tinggi, maka kandungan gizinya akan berkurang.

"Jadi kandungan gizinya tergantung cara memasaknya dan cara memanaskannya. Contoh sayuran yang dimasak dengan suhu tinggi akan kehilangan beberapa kandungan vitamin dan mineralnya terutama vitamin C. Terlebih jika dipanaskan ulang maka kandungan beberapa vitamin dan mineral akan lebih berkurang lagi," imbuhnya.

Jovita mengatakan jika ingin membeli frozen food siap santap, pilihlah yang kandungan nutrisinya baik. Hal ini dapat dilihat pada bagian kemasannya.

Selain itu, simpanlah makanan tersebut sesuai dengan suhu yang dianjurkan dan usahakan tidak menyimpan terlalu lama.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."