8 Cara Efektif Mendisiplinkan Anak, Mengarahkan Bukan Menghukum

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat mendisiplinkan anak dan dikuasai emosi, beberapa orang tua memilih memukul bokong anak. Cara ini dianggap paling cepat, tapi faktanya tidak direkomendasikan olah dokter anak atau pakar pengasuhan anak. 

Memukul anak-anak karena perilaku buruk (terutama agresi) mengirimkan pesan yang beragam. Anak Anda akan bertanya-tanya mengapa Anda memukulnya, tetapi tidak dibolehkan jika ia memukul adiknya. Para pakar pengasuhan anak menyarankan alternatif berikut yang dianggap lebih efektif daripada memukul bokong mengutip laman verywellfamily.com, Selasa, 25 Agustus 2020.

8 Cara Efektif Mendisiplinkan Anak

1. Time-Out

Waktu menyendiri atau time out mengajari anak cara menenangkan diri, yang merupakan keterampilan hidup yang berguna. Tetapi agar waktu menyendiri menjadi efektif, anak-anak perlu memiliki banyak waktu yang positif bersama orang tua mereka.

Kemudian, ketika mereka dikeluarkan dari situasi tersebut, kurangnya perhatian akan menjadi tidak nyaman dan ketidaknyamanan tersebut dapat mengingatkan mereka untuk berperilaku lebih baik di masa depan.

2. Ambil Hak Istimewa

Singkirkan hak istimewa seperti TV, video game, mainan favoritnya, atau aktivitas menyenangkan untuk hari itu dan ia akan diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Perjelas kapan hak istimewa dapat diperoleh kembali. Biasanya, 24 jam cukup lama untuk mengajar anak Anda belajar dari kesalahannya.

3. Berikan Konsekuensi Logis

Berikan konsekuensi logis atas penolakan atau kesalahan yang dilakukan. Misalnya, jika anak Anda tidak makan malam, jangan berikan camilan sebelum tidur. Atau jika ia menolak membereskan mainan, jangan izinkan ia bermain sepanjang hari.

Menghubungkan konsekuensi langsung ke masalah perilaku membantu anak-anak melihat bahwa pilihan mereka memiliki konsekuensi langsung.

4. Gunakan Konsekuensi Alami

Konsekuensi alami memungkinkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka sendiri. Misalnya, jika anak tidak mau memakai jaket, biarkan kedinginan di luar selama itu aman. Ini akan membuat ia belajar dari kesalahan sendiri. Pantau situasinya untuk memastikan bahwa anak Anda tidak akan mengalami bahaya.

5. Abaikan 

Pengabaian selektif bisa lebih efektif daripada memukul. Bukan berarti Anda harus berpaling jika anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas. Tapi, Anda bisa mengabaikan perilaku mencari perhatian.

Saat anak Anda mencoba menarik perhatian dengan merengek atau mengeluh, lihat ke arah lain, anggaplah Anda tidak bisa mendengarnya dan jangan merespons.

Kemudian, saat ia meminta dengan baik atau dia bersikap, kembalikan perhatian Anda padanya. Seiring waktu, ia akan belajar bahwa perilaku sopan adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhannya.

6. Ajarkan Keterampilan Baru

Memukul anak ketika ia melampiaskan amarahnya tidak akan mengajarkannya cara menenangkan diri saat marah. Ajarkan anak cara memecahkan masalah, mengelola emosi, dan kompromi. Ketika orang tua mengajarkan keterampilan ini, masalah perilaku dapat dikurangi. Gunakan disiplin yang ditujukan untuk mengajar, bukan menghukum.

7. Hargai Perilaku Baik

Daripada memukul anak karena tingkah lakunya yang salah, beri dia hadiah untuk perilaku yang baik. Misalnya, jika anak Anda sering bertengkar dengan saudara kandungnya, buat sistem penghargaan untuk memotivasinya agar lebih akrab dengan mereka.

Memberikan insentif dapat membalikkan perilaku buruk dengan cepat. Hadiah membantu anak-anak untuk fokus pada apa yang perlu mereka lakukan untuk mendapatkan hak istimewa, daripada menekankan perilaku buruk yang seharusnya mereka hindari.

8. Puji Perilaku Baik

Cegah masalah perilaku dengan menganggap anak Anda bersikap baik. Misalnya, saat ia bermain baik dengan saudara-saudaranya, katakan, "Kamu melakukan pembagian pekerjaan yang bagus dan bergiliran hari ini."

Jika ada beberapa anak di dalam ruangan, berikan perhatian dan pujian yang maksimal kepada anak yang mengikuti aturan dan berperilaku baik. Kemudian, saat anak lain mulai bertingkah laku, beri dia pujian dan perhatian juga.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."