Rianti Cartwright Cerita Lahiran Anak Pertama: Sedih Tak Bisa IMD

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
(Paling Kanan) Rianti Cartwright bersama suami, Cas Alfonso Nainggolan, dan anak pertama mereka, Cara Rose Kanaya Nainggolan,yang lahir pada 25 Juli 2020. Instagram.com/@riantic

(Paling Kanan) Rianti Cartwright bersama suami, Cas Alfonso Nainggolan, dan anak pertama mereka, Cara Rose Kanaya Nainggolan,yang lahir pada 25 Juli 2020. Instagram.com/@riantic

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rianti Cartwright dan Cas Alfonso Nainggolan tengah menikmati masa-masa jadi orang tua baru. Pasangan yang menikah pada 17 September 2010 ini dikaruniai anak pertama, Cara Rose Kanaya Nainggolan atau Rose, pada 25 Juli 2020. Rianti dan Cas memilih proses bayi tabung untuk mendapatkan keturunan. 

Lewat unggahan Instagram-nya, aktris berusia 36 tahun itu berbagi kebahagiaannya menjadi seorang ibu, termasuk proses melahirkan. Menurut Rianti, persalinan baik secara normal maupun operasi caesar sama-sama penuh perjuangan. Bahkan, momen melahirkan itu membuatnya kagum pada perjuangan setiap ibu, termasuk ibundanya, Srie Sutrisnawati

"Ladies, siapa yang setelah persalinan pertama kali jadi langsung minta maaf dan peluk cium ibunya? That was me. Ternyata segitunya ya perjuangan seorang Ibu," tulisnya di keterangan foto Instagram pada Jumat, 7 Agustus 2020.

Rianti melahirkan Rose secara normal. Ia berkisah ketubannya pecah pada Jumat, 24 Juli 2020 pada pukul 11 malam. Saat itu, ia sudah berada di rumah sakit, jadi ia bisa langsung ke ruang persalinan. Perjuangan melahirkan dimulai dengan waktu pembukaan lebih dari 19 jam.

"Di sana aku harus tidur terlentang sambil menunggu pembukaan (rencana labour dance dan bouncing on my pregnancy ball buyar but I had to trust in His plan). Ternyata tidur terlentang dan nunggu pembukaannya sampai 19 jam lebih. Rasanya uwoww," jelasnya.

Rose pun lahir pada hari Sabtu, 25 Juli pukul 6.50 malam dengan berat 3.74 kilogram dan panjang 51cm. Mengingat ketuban pecah dini dan proses pembukaan yang lama, Rose langsung dibawa ke ruang Neonatal Intensive Care Unit atau NICU. Rose dirawat selama beberapa hari dengan antibiotik. Tentu saja hal itu mempengaruhi perasaan Rianti.

"Perasaanku waktu itu campur aduk antara takut, sedih, khawatir etc etc semua jadi satu," ucap bintang film Ayat-Ayat Cinta itu.

Selain khawatir akan kondisi sang putri, Rianti juga bersedih karena tidak bisa langsung Inisiasi Menyusui Dini atau IMD. Yaitu proses menyusui bayi yang dilakukan oleh ibu sesaat setelah bayi dilahirkan. IMD didukung dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Yang bikin aku sedih selama Rose di NICU adalah aku tidak bisa IMD langsung setelah lahiran," imbuhnya.

Melihat kesedihan sang istri, Cas menguatkan Rianti untuk tetap positif dan bersama-sama menghadapi hal yang tak diduga.

Meski tak bisa IMD, Rianti tetap rutin memberi Air Susu Ibu atau ASI kepada Rose. "Akhirnya aku pumping (pompa) di kamar dan kirim ASI ke NICU setiap beberapa jam. ASInya dikasih ke Rose lewat selang. Perawat di NICU bilang “Ibu jangan nangis terus nanti ASInya bisa berhenti”. Praise God, walaupun perasaan tidak karuan tapi ASI tetap lancar (I think this is a miracle)," tuturnya.

Pemberian ASI lewat selang kepada Rose tak berlangsung lama. Rianti diperbolehkan menyusui Rose setelah kondisi memungkinkan.

"Setelah beberapa hari selang ASI-nya Rose bisa dilepas. Aku diperbolehkan turun ke NICU setiap 2-3 jam untuk menyusui langsung," paparnya.

Kini, Rose sudah berada di rumah. Rianti pun tak henti bersyukur kepada Tuhan dan mengucapkan apresiasi kepada para tenaga medis di RSIA Bunda Jakarta.

"Puji Tuhan, berkat keahlian dan bantuan para dokter, bidan dan perawat di RSIA Bunda, Rose dinyatakan sehat seratus persen dan bisa pulang," ungkapnya.

Baca juga: Rianti Cartwright Cerita Lika-liku Program Bayi Tabung

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."