Dokter Tak Sarankan Anak Minum Boba, Ini Penjelasannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi minuman boba. Shutterstock.com

Ilustrasi minuman boba. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Minuman boba kian digemari beberapa tahun belakangan ini. Selain aneka rasa manis yang menggoda, topping atau pugasan boba jadi sensasi tersendiri saat meminumnya. Tapi faktanya minuman ini tak disarankan untuk anak-anak. Mengapa?

Menurut Dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Anak & Bunda atau RSAB Harapan Kita, minuman perasa itu sebaiknya tidak diberikan ke anak-anak mengingat kandungannya yang bertentangan dengan gizi lainnya.

"Anak zaman now ya, minumnya ini ya. Tidak dianjurkan sebenarnya karena si boba atau manisnya ini makin banyak kalorinya. Sebenarnya tidak dianjurkan, jadi kalau masih bisa dibujuk perlahan-lahan dihindari dikurangi kebiasaan itu sampai di stop. Kalau bisa sih pelan-pelan diajarin," tuturnya dalam Talkshow Keluarga Sehat, Radio Kesehatan pada Rabu 15 Juli 2020.

Dikutip dari parents.com, minuman boba atau bubble tea juga mengandung kafein, karena dibuat dengan teh hitam atau hijau dan disajikan dalam porsi besar.

Satu sumber mengklaim secangkir boba seberat 13 ons mengandung 130 miligram kafein, yang jumlahnya tidak lebih rendah dari jumlah kopi yang sama Boba juga mengandung banyak gula tambahan, dan itu tidak biasa untuk ukuran terbesar dengan lebih dari 500 kalori. Jumlah itu sekitar sepertiga dari apa yang dibutuhkan anak kecil dalam sehari.

Selain itu, ada bahaya lain dari boba yakni tersedak untuk anak kecil. Institut Federal Jerman untuk Manajemen Risiko memperingatkan bahwa boba dapat disedot secara tidak sengaja terhirup ke dalam paru-paru terutama oleh anak-anak di bawah empat tahun. Mengisap boba melalui sedotan meningkatkan risiko ini karena tekanan tambahan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."