Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tren Minuman Less Sugar Meningkat, Benarkah Konsumen Kini Lebih Sehat?

foto-reporter

Reporter

google-image
Foto Ilustrasi minuman sehat. Dok. Freepik

Foto Ilustrasi minuman sehat. Dok. Freepik

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat terus berkembang, salah satunya tercermin dari meningkatnya tren konsumsi minuman less sugar atau rendah gula. Dalam beberapa tahun terakhir, pilihan minuman dengan kandungan gula yang lebih sedikit menjadi primadona, khususnya di kalangan usia produktif dan konsumen yang mulai peduli dengan asupan hariannya. Tapi, bagaimana faktanya di lapangan?

Konsumen Mulai Selektif Pilih Minuman

Berdasarkan survei Populix pada Juli 2024, sekitar 22% konsumen Indonesia memilih produk dengan label "less sugar" atau "tanpa gula tambahan", sementara 15% lainnya aktif membaca label kandungan gula sebelum membeli. Ini menandakan adanya pergeseran kesadaran masyarakat terhadap risiko konsumsi gula berlebih, seperti diabetes dan obesitas.

Namun, tren ini masih tersegmentasi. Menurut CEO Ban Ban Indonesia, Wu Yi Jun, konsumen yang paling banyak memilih opsi less sugar berasal dari kalangan usia 30 tahun ke atas, yang umumnya sudah lebih sadar akan kesehatan tubuh dan gaya hidup.

Industri Minuman Menyesuaikan Diri

Melihat potensi pasar yang mulai sadar kesehatan, banyak produsen minuman mulai menghadirkan produk-produk rendah kalori dan rendah gula. Mulai dari teh, jus, hingga minuman kekinian seperti boba drink, kini menawarkan berbagai pilihan tingkat kemanisan, bahkan tanpa gula sekalipun.

Namun, menurut Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo, perubahan perilaku konsumen ini tidak bisa terjadi instan. Diperlukan waktu 5 hingga 10 tahun untuk benar-benar mengubah kebiasaan minum manis masyarakat Indonesia yang sudah terbentuk sejak lama.

Pemerintah Dorong Konsumsi Lebih Sehat Lewat Cukai Gula

Untuk mempercepat perubahan tersebut, pemerintah Indonesia berencana menerapkan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) mulai tahun 2025. Tujuannya adalah mengurangi konsumsi gula berlebih yang berkontribusi besar terhadap meningkatnya kasus diabetes.

Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta orang pada 2021, dan diproyeksikan naik menjadi 28,6 juta pada tahun 2045 jika tidak ada intervensi serius.

Minuman less sugar tak hanya sebagai salah satu tren gaya hidup, melainkan bagian dari gerakan menuju pola makan dan minum yang lebih sehat. Meskipun masih ada tantangan dalam mengubah preferensi masyarakat yang terbiasa dengan rasa manis, kesadaran konsumen yang meningkat serta regulasi pemerintah akan menjadi kunci utama perubahan ini.

Bagi kamu yang ingin hidup lebih sehat, memilih minuman less sugar bisa menjadi langkah awal yang sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang.

Pilihan Editor: 8 Manfaat Makan Oatmeal saat Sarapan, Kata Ahli Gizi

POPULIX | FMCG INSIGHTS | INNOVA MARKET INSIGHTS | SCIENCE DIRECT

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement