Pesan Kocak Atalia Praratya Buat yang Menunggu Perempuan Dandan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, saat menghadiri Penutupan Hari Kunjung Perpustakaan 2019 di Graha Pustaloka, Kota Bandung, Sabtu, 14 September 2019.

Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, saat menghadiri Penutupan Hari Kunjung Perpustakaan 2019 di Graha Pustaloka, Kota Bandung, Sabtu, 14 September 2019.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya mengungkapkan apa yang sebaiknya dilakukan oleh pria yang menunggu perempuannya berdandan. Dalam sebuah unggahan di Instagram, Atalia Praratya atau biasa disapa Si Cinta menceritakan ketika sang suami akan menjemputnya untuk jalan-jalan.

"Aishaaa (kebetulan Atalia suka mendengar lagu Aisyah Istri Rasulullah), jadi ya kita jalan-jalan hari ini. Akang jemput."
"Sudah mandi, kan?"
"Sudah, akang"
"Sudah pakai baju?"
"Sudaah"
"Sudah dandan?"
"Belum"
"Oh ya sudah, akang naik haji dulu atuh ya, sempet kayaknya."

Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya. Foto: Instagram

Begitu Atalia Praratya menggambarkan sudut pandang pria tentang lamanya seorang wanita dalam merias diri. Namun kalimat ini belum selesai. Dalam unggahan pada 20 Juni 2020 itu, Atalia Praratya juga menjelaskan bahwa perempuan tak perlu waktu lama untuk merias diri.

"Kenapa sih kalau perempuan dandan itu suka di bilang lama?" tulis Atalia Praratya. "Padahal kita mah kalau dandan cepat. Paling cuma 5 menit plus-plus."

Dia pun mengingatkan agar para lelaki bersabar ketika menunggu pujaan hatinya berdandan. Atalia Praratya menyarankan agar kaum Adam lebih kreatif saat menunggu.

"Sambil nunggu kan bisa banyak melakukan hal positif. Salat dulu, cuci mobil dulu, nguras sumur dulu, selesaikan tesis dulu, atau menyelamatkan dunia dulu," tulis Atalia Praratya disertai emotikon tertawa.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."