Ini Jarak Sosial yang Disarankan Ahli untuk Cegah COVID-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ratusan calon pemudik melakukan chek in di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, 22 Juni 2017. Ramainya pemudik memilih menggunakan jasa transportasi udara, guna menghindar dari kemacetan yang selalu terjadi saat mudik Lebaran. TEMPO/Rizki Putra

Ratusan calon pemudik melakukan chek in di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, 22 Juni 2017. Ramainya pemudik memilih menggunakan jasa transportasi udara, guna menghindar dari kemacetan yang selalu terjadi saat mudik Lebaran. TEMPO/Rizki Putra

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan virus corona atau COVID-19, Achmad Yurianto mengumumkan pasien nomor 25 kasus corona telah meninggal karena penyakit komplikasi yang dideritanya. "Corona membuat kondisinya semakin memburuk," kata Yurianto di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, 11 Maret 2020.

Yurianto mengatakan pasien perempuan berusia 53 tahun itu meninggal dini hari, Rabu, 11 Maret 2020 sekitar pukul 02.00 WIB. Pasien ini masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan sakit berat.

Warga Negara asing itu menderita penyakit diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun, dan sudah cukup lama diderita.

Kabar tersebut tentu membuat kita tetap mawas diri dengan meningkatkan ragam tindakan pencegahan yang disarankan dokter. Selain memperkuat pola hidup sehat dan imunitas atau sistem kekebalan tubuh dengan asupan bergizi, sejumlah ahli menyarankan agar masyarakat mempraktikkan "jarak sosial”.

Jarak sosial untuk individu menurut Harvard Health adalah menjaga jarak yang cukup antara Anda dan orang lain untuk mengurangi risiko bernapas dalam tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penelitian telah menunjukkan virus flu dapat menyebar sejauh 182 sampai 243 centimeter dari batuk atau bersin.

William Schaffner, seorang profesor Universitas Vanderbilt dan penasihat lama untuk Center for Disease Control and Prevention atau CDC mengingatkan hal ini harus menjadi perhatian utama bagi orang di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar, seperti penyakit jantung atau paru-paru, diabetes atau sistem kekebalan tubuh yang terkompromikan.

"Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menghindari virus adalah mengurangi kontak langsung dengan orang," kata Schaffner seperti dilansir dari laman People.

Di sebuah komunitas atau kota, jarak sosial dapat termasuk membatasi atau membatalkan pertemuan besar orang, seperti menutup sekolah, mendorong karyawan untuk bekerja dari rumah, dan membatalkan konser, parade, dan acara olahraga.

“Ini bukan instruksi. Ini bukan perintah,” jelas Schaffner. “Saya tidak meminta semua orang untuk tinggal di rumah dan mengunci pintu selama sebulan. Saya katakan, berhati-hatilah setiap kali Anda berpikir untuk berkumpul dengan kerumunan atau kelompok. "

Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa konser dan acara di seluruh dunia telah dibatalkan dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus corona. Miley Cyrus membatalkan konsernya yang akan datang di Australia, sementara Pearl Jam juga mengumumkan bahwa mereka akan menunda leg pertama tur konser mereka yang akan datang. Pembatalan lainnya juga datang dari Madonna, BTS, Green Day, Avril Lavigne, Ciara, dan Mariah Carey.

Sementara jarak sosial mungkin tidak cukup untuk menghentikan virus sepenuhnya, kepala koresponden medis CBS News Dr Jon LaPook melaporkan bahwa itu telah terbukti membantu memperlambat penyebaran penyakit di masa lalu, termasuk selama pandemi flu 1918. "Kota-kota yang melakukan banyak jarak sosial melakukan lebih baik daripada yang tidak," paparnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC juga menyatakan bahwa metode pencegahan terbaik tetap bergantung pada pola hidup bersih, termasuk cuci tangan, menghindari menyentuh wajah, dan tetap di rumah jika mengalami tanda-tanda penyakit.

YUNIA PRATIWI | EGY ADYATAMA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."