Hari Kopi Nasional, Berikut 6 Dampak Usai Minum Kopi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kopi. Unsplash.com/Kira Auf Der Heide

Ilustrasi kopi. Unsplash.com/Kira Auf Der Heide

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari ini momen istimewa bagi penggemar kopi. Setiap 11 Maret dirayakan sebagai Hari Kopi Nasional. Beberapa di antara kita tak bisa lepas dari kebiasaan minum kopi saat mengawali hari ataupun usai makan siang. Bila konsumsinya tak berlebihan, yaitu tak melebihi 2-3 cangkir dalam sehari, banyak manfaat yang bisa dirasakan. Di antaranya membuat tubuh lebih berenergi karena kandungan kafein di dalamanya.

Sebenarnya bukan itu saja dampak yang dirasakan usai minum kopi. Sebab beragam kandungan di dalam kopi mulai dari chlorogenic acids, N-alkanoyl-5-hydroxytryptamides, dan banyak lagi. Efek minum kopi bisa berdampak besar ke tubuh manusia, mulai dari otak, perut, dan lainnya.

Berikut sejumlah perubahan pada tubuh usai minum kopi 

1. Mood jadi makin baik

Memang benar bahwa kandungan kafein membuat seseorang berenergi dan tidak mengantuk, tapi tak hanya itu. Lebih jauh lagi, efek minum kopi juga membuat mood jadi semakin baik. Seperti kinerja narkotika namun dalam skala yang jauh lebih kecil. Kafein dalam kopi meningkatkan produksi substansi kimia dopamine di otak sehingga seseorang merasa mood-nya lebih baik.

Namun bagi orang yang tak bisa menjalani hari tanpa kopi, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka bisa sakit kepala dan uring-uringan jika belum minum kopi.

2. Stimulan otak

Ketika kafein masuk ke aliran darah, dengan cepat menemukan jalan ke otak. Ketika hal ini terjadi, otak akan memberi komando tubuh sehingga merasa lebih waspada dan berenergi. Hanya perlu waktu sekitar 10 menit untuk melihat efek minum kopi ini terhadap kinerja otak seseorang. Ada reseptor adenosine di otak yang akan berinteraksi dengan kafein.

Adenosine ini berperan dalam membuat seseorang merasa mengantuk. Namun ketika kafein masuk, maka efek dari adenosine berkurang sehingga seseorang merasa berenergi. Bahkan menurut beberapa penelitian, kafein juga membantu meningkatkan daya ingat seseorang.

3. Detak jantung meningkat

Bagi yang tidak terbiasa mengonsumsi kopi, terlalu banyak asupan kafein dapat menyebabkan tekanan darah dan detak jantung meningkat. Namun hal ini juga bisa terjadi, jika kopi dikonsumsi berlebihan seperti lebih dari tiga cangkir dalam sehari.

Itulah mengapa orang yang terbiasa minum kopi bisa memiliki tekanan darah lebih tinggi, namun bisa memiliki toleransi pada jangka panjang. Hal ini terjadi karena efek minum kopi meningkatkan adrenalin dan respons hormonal lain akibat stimulan di dalamnya.

4. Aktifkan kontraksi di usus

Pernah merasa harus ke kamar mandi tak lama setelah mengonsumsi kopi? Hal ini terjadi karena kafein menjadi stimulus aktifnya kontraksi di usus dan otot usus halus. Ketika kontraksi terjadi, zat sisa yang akan dibuang akan terdorong ke rektum, tahap akhir saluran pencernaan.

Menurut beberapa penelitian, kafein membuat usus 60 persen lebih aktif ketimbang kandungan air biasa. Bahkan kopi decaf sekalipun bisa membuat ingin buang air besar, namun hanya 23 persen. 

5. Mengurangi nafsu makan

Efek minum kopi memang terbukti dapat mengurangi nafsu makan, namun bukan berarti dapat menurunkan berat badan. Hanya saja, kopi dapat menstimulasi terjadinya thermogenesis, proses tubuh menggunakan panas untuk membakar kalori. 

6. Insomnia

Di sisi lain, kandungan kafein juga berisiko menyebabkan seseorang sulit tidur atau insomnia. Minum kopi sebelum waktu tidur atau siang hari sebaiknya dihindari bagi yang memiliki gejala insomnia atau siklus tidurnya masih berantakan.

Bila ada yang merasa belum merasa bugar jika belum minum kopi, perhatikan siklus dan kualitas tidur. Memang kopi bisa menambah energi, namun tidak dalam jangka panjang. Hanya kualitas tidur baik yang bisa membuat tubuh kembali bugar.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."