Jangan Abaikan 4 Gangguan Menstruasi Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menstruasi atau haid menjadi tanda bahwa organ reproduksi perempuan telah siap. Periode ini sangat penting karena dalam beberapa kasus ada perempuan yang belum menstruasi hingga usia ideal menikah.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Kanadi Sumapraja mengatakan, menstruasi erat kaitannya dengan kondisi kesuburan. "Menstruasi datang sesuai siklus yang menjadi tanda subur. Datangnya paling tidak 21 hari sekali atau 28 hari plus minus," kata ia saat ditemui di acara Diskusi Mengenal Gangguan Menstruasi yang diadakan Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.

Pada umumnya periode menstruasi bisa berlangsung tiga hingga delapan hari. Kalau lewat dari itu dan darah keluar masih deras yang tidak biasa, maka Anda disarankan untuk periksa ke dokter.

Rahim menghasilkan darah menstruasi karena adanya penebalan dinding rahim. Kondisi ini sebenarnya dipersiapkan untuk kehamilan. Penebalan ini berlangsung sebulan sekali oleh hormon estrogen yang datang dari indung telur.

Dalam sekali menstruasi menghasilkan satu sel telur matang yang dipersiapkan untuk dibuahi oleh sperma. Sel telur itu telah diseleksi dari kurang lebih 1.000 sel telur. Kalau jumlah sel telur berkurang maka si perempuan telah memasuki masa menopause.

Selama masa pre dan periode menstruasi, ada empat jenis gangguan yang sering datang dan tak boleh diabaikan seperti berikut

1. Sindrom pramenstruasi

Sebanyak 80-90 persen perempuan mengalami premenstrual syndrome atau PMS.
Adapun gejala PMS yang kerap muncul ialah jerawat, nyeri kepala, perut kembung, pembengkakan payudara, nyeri sendi, mudah emosi, mudah menangis hingga depresi.

Menurut Kanadi terdapat lima penyebab perempuan mengalami PMS, yakni gangguan keseimbangan hormon terutama kaitannya dengan hormon estrogen dan progesteron, adanya fluktuasi yang bersifat reguler, stres, defisiensi zat tertentu, dan diet (natrium, alkohol, kafein).

"Perempuan disarankan untuk lebih aware jika merasakan premenstrual syndrome yang sampai mengganggu kesehatan diri atau disebut dalam medis Premenstrual Dysphoric Disorder atau PMDD," tutur Kanadi.

PMDD menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas dan merusak hubungan. Gejala termasuk kesedihan ekstrem, putus asa, mudah marah, atau amarah, ditambah gejala PMS umum seperti nyeri payudara dan perut kembung.

Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Kanadi Sumapraja saat ditemui di acara diskusi Mengenal Gangguan Menstruasi yang digelar Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

2. Nyeri haid

Nyeri haid terjadi pada awal dan makin kuat apabila jumlah darah makin banyak. Hal itu terjadi karena mekansime kontraksi otot rahim, ada yang berlebihan sehingga terasa nyeri. Jika jumlah darah berkurang maka intensitas sakit juga berkurang.

Kanadi mengimbau untuk mengecek lagi aktivitas selama masa menstruasi. Sebab jika rasa nyeri berkelanjutan dan hampir di setiap periode, Anda harus mencari tahu apa yang terjadi dengan masa menstruasi Anda.

3. Tidak menstruasi

Terdapat dua kondisi bagi perempuan yang mengalami menstruasi, amenorea primer yakni perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi. Kemudian amenorea sekunder yakni seorang perempuan yang sudah mengalami haid secara reguler, lalu mengalami henti haid paling tidak ekuivalen dengan 3 siklus sebelumnya atau 6 bulan tidak menstruasi.

Siapa yang dikategorikan amenorea primer? Perempuan yang jika sudah berusia 14 tahun belum sama sekali menunjukkan tanda-tanda perkembangan seks sekunder.

Kanadi menyarankan jika ada kondisi di atas agar segera berkonsultasi ke dokter, penyebabnya bisa jadi ada masalah di rahim atau butuh pemeriksaan lebih lanjut terkait kelainan kromosom.

4. Pendarahan uterus abnormal

Pendarahan terus menerus dikatakan Kanadi bisa mengarah ke endometriosis, kelainan lapisan dinding rahim tidak pada tempatnya. Termasuk nyeri haid sekunder. Satu dari 10 wanita kemungkinan terkena endometriosis yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan paparan polusi. 

Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di ovarium, usus, dan jaringan yang melapisi panggul. Meski tidak biasa, jaringan endometrium juga bisa menyebar ke luar daerah panggul Anda. Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim Anda dikenal sebagai implan endometrium.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."