Sama-sama Muncul di Rahim, Begini Cara Membedakan Miom dan Kista

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita mengelus perutnya. shutterstock.com

Ilustrasi wanita mengelus perutnya. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sama-sama sering muncul di rahim, miom dan kista kerap bikin perempuan bingung membedakannya. Padahal, perbedaan miom dan kista cukup signifikan, sehingga penting untuk diketahui oleh setiap perempuan.

Miom atau fibroid rahim merupakan tumor jinak yang hanya bisa tumbuh di rahim. Berdasarkan gejala, benjolan yang juga disebut sebagai polip rahim ini seringkali tidak memunculkan keluhan yang khas.

Apabila bergejala, jenis keluhan yang muncul biasanya tergantung pada jumlah, lokasi, dan ukuran tumor yang ada dalam rahim Anda. Ketika menyebabkan gejala, penderita dapat mengalami perdarahan menstruasi yang sangat banyak, nyeri haid yang hebat, sering buang air kecil, nyeri pada panggul atau punggung bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, perut yang membesar, dan terasa ada benjolan di perut saat diraba.

Jika benjolan miom berukuran kecil dan penderitanya sudah menopause, miom juga mungkin tidak menimbulkan gejala.

Dari segi penyebab, pemicu kemunculan miom belum diketahui dengan jelas. Namun beberapa faktor bisa meningkatkan risikonya. Mulai dari hormon kewanitaan, kehamilan, serta riwayat miom dalam keluarga.

Sementara kista adalah kantong berisi cairan yang bisa tumbuh di bagian tubuh mana pun. Sama seperti miom, kista juga kerap tidak bergejala di tahap awal.

Gejala kista juga tergantung pada ukuran dan lokasi pertumbuhannya. Kista ovarium dapat menyebabkan perut yang membesar, sembelit, nyeri panggul sebelum dan selama haid, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri punggung bawah, dan mual muntah.

Di kulit, kista umumnya hanya tampak seperti benjolan, dan bisa terasa sakit maupun tidak. Sementara kista pada mata bisa membentuk kantung di kelopak mata. Bintil ini biasanya terlihat merah dan terasa sakit.

Penyebab kista biasanya keturunan, inflamasi kronis, infeksi, serta saluran yang tersumbat. Tiap jenis kista bisa memiliki penyebab yang berbeda dari kista lainnya.

Diagnosis miom dan kista dapat dilakukan melalui tes laboratorium serta pemeriksaan pemindaian, seperti USG, CT scan, maupun MRI. Jika miom dan kista yang Anda miliki memicu gejala khusus, dokter biasanya tidak memberikan penanganan khusus.

Meski begitu, dokter akan meminta Anda untuk memeriksakan diri secara berkala (umumnya setahun sekali). Langkah ini bertujuan memantau kondisi kista maupun miom yang Anda alami.

Terlebih lagi, miom berukuran besar juga bisa mengecil setelah penderita menopause. Dengan ini, gejalanya pun akan menghilang dengan sendirinya.

Apabila miom dan kista kemudian menyebabkan keluhan tertentu, Anda harus kembali memeriksakan diri ke dokter kandungan. Jangan terus membiarkannya sampai bertambah parah.

Perbedaan miom dan kista dalam hal penanganan sebenarnya tidak terlalu jauh. Dokter bisa meresepkan obat-obatan hingga melakukan tindakan operasi.

Jenis pengobatan yang akan Anda jalani tergantung pada ukuran dan letak miom maupun kista, kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."