Wanita Obesitas 3 Kali Lebih Rentan Alami Gangguan Kesuburan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi obesitas. Shutterstock

Ilustrasi obesitas. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Selama ini beredar informasi di masyarakat bahwa wanita yang mengalami obesitas rentan memiliki gangguan kesuburan. Bagaimana dengan perempuan yang underweight atau berat di bawah rata-rata, apakah bisa berdampak pula pada peluang kehamilan? Yuk, kita simak penjelasan pakar kandungan.

Dalam keterangan pers yang diterima Ahad 16 Februari 2020, Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr Thomas Chayadi mengatakan kesehatan reproduksi berdampak negatif dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau obesitas dibandingkan dengan perempuan dengan IMT normal.

"Perempuan dengan IMT yang tinggi atau obesitas berisiko 3x lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesuburan, ovulasi yang lebih rendah (menurunkan kualitas sel telur), angka kehamilan spontan yang lebih rendah (menurunkan kualitas embrio), dan meningkatnya risiko keguguran," kata dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah dan RSIA Grand Family PIK Jakarta ini.

Sementar itu, menurut Thomas, perempuan dalam kondisi underweight bisa menyebabkan gangguan reproduksi, seperti gangguan pada sekresi hormon seks yang rendah sehingga memicu gangguan ovulasi, gangguan haid, dan nafsu seks yang rendah.

Perempuan underweight berisiko hampir dua kali lipat untuk mengalami gangguan kesuburan. "Oleh karena itu, bila perempuan dengan underweight harus memperbaiki status gizinya untuk mengembalikan fungsi kesuburan atau fertilitas dan dampak buruk lainnya dari IMT yang rendah," ucap Thomas.

Karena itulah Thomas menyarankan bagi perempuan untuk menjaga konsumsi makanan agar mendapatkan IMT yang normal. Sebab banyak manfaatnya, termasuk menyeimbangkan hormon untuk meningkatkan kesuburan.

Lalu, hormon apa saja yang perlu diperhatikan keseimbangannya? "Pada tubuh terdapat aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium, aksis ini menghasilkan hormon gonadotropin yang berperan untuk merangsang pembentukan dan pematangan sel telur," jelas Thomas.

Adapula peran hormon estrogen. Penting juga untuk mempersiapkan dinding rahim untuk menerima embrio untuk berimplantasi dan terjadi kehamilan. Bila salah satu dari hormon terganggu, maka harus diperiksa apakah penyebab gangguan tersebut.

Gangguannya bisa berupa karena gizi yang kurang baik atau terdapat masalah pada fungsi organ reproduksi. Thomas menyarankan penting sekali untuk memeriksakan diri secara berkala ke dokter untuk memastikan kondisi dan risiko gangguan, selain konsumsi makanan sehat.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."