Mengenal Organic Parenting dan Contoh Kegiatannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi keluarga sedang memasak makanan di atas api unggun. unsplash.com/Daiga Ellaby

Ilustrasi keluarga sedang memasak makanan di atas api unggun. unsplash.com/Daiga Ellaby

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah kamu, organic parenting adalah pola asuh yang mengajarkan anak hidup lebih ramah lingkungan. Organic parenting sebenarnya bukan hal baru, meski terdengar kekinian.

Organic parenting bukan baru berkembang belakangan ini. Tapi makin banyak orang tua milenial yang teredukasi untuk mencari pola asuh yang lebih tepat untuk anak-anak. Lalu terpaparlah dengan informasi soal organic parenting,” kata Psikolog Ayoe Soetomo dalam acara Gizi Optimal untuk Generasi Milenial di Jakarta pada 23 Januari 2020.

Ayoe mencontohkan salah satu cara untuk menerapkan pola asuh organic parenting adalah dengan melakukan kegiatan berkemah dengan keluarga. Dengan berkemah, anak diajarkan untuk membuat tenda sehingga bisa melatih daya tahan fisiknya.

Anak diajarkan pula untuk melakukan kegiatan hemat, misalnya hemat air, hemat lampu di dalam tenda. Mereka pun bisa dilatih untuk menyelesaikan suatu masalah.

"Anak-anak bisa mendapatkan paparan pengalaman. Mereka akan lebih kaya dengan pengalaman," tuturnya.

Bila ada kegiatan berkemah dianggap membutuhkan tenaga lebih, ada pula cara mudah lain yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk menerapkan metode organic parenting. "Caranya dengan memelihara binatang," ucap Ayoe.

Binatang itu bisa burung, anjing, kucing, atau bahkan ikan. Menurut Ayoe, memelihara binatang bisa melatih anak untuk melakukan tanggung jawab. Kapan waktu yang tepat untuk anak memberi hewan peliharaannya untuk makan. Kapan pula waktu yang tepat untuk membersihkan kandang si hewan

Bila dianggap masih sulit, cara lain yang bisa dilakukan dalam pola asuh organic parenting adalah dengan mengajak anak memasak di dapur. Anak bisa belajar memegang berbagai sayur mayur dan bahan olahan makanan lain. Saat kegiatan masak itu, para orang tua bisa menjelaskan tentang kandungan yang tepat dan manfaat makanan itu untuk tubuh si anak.

Ketika hendak membuangnya, bisa juga para anak dilatih memilah-milah sampah. Mana yang bisa didaur ulang dan mana yang bisa dijadikan kompos. Hal itu pun bisa ditambah dengan berbagai penjelasan bermanfaat untuk si anak. "Jadi, orang tua juga harus belajar, eksplor lebih banyak lagi!" tukas Ayoe.

Dalam menjalankan pola asuh itu, urai Ayoe, perlu komitmen kedua belah pihak. "Pasangan pun harus berkomitmen untuk melaksanakan organic parenting sesuai yang sudah disepakati,” pungkasa Ayoe. Komitmen membuat penerapan pola asuh itu tak sekadar ikut-ikutan tren, tapi melaksanakannya secara berkelanjutan.

MITRA TARIGAN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."