Tips Aman Main Kembang Api di Tahun Baru, Siapkan Ember Isi Air

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pesta kembang api Tahun Baru. TEMPO/Prima Mulia

Ilustrasi pesta kembang api Tahun Baru. TEMPO/Prima Mulia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perayaan Tahun Baru identik dengan menyalakan kembang api. Letusan kembang api dan juga percikannya membuat suasana Tahun Baru menjadi lebih meriah. Namun, perlu diingat juga, ada beberapa bahaya yang mengintai saat bermain kembang api. Terlebih bagi Anda yang punya penyakit pernapasan, seperti asma misalnya.

Kembang api terbuat dari berbagai bahan kimia. Setelah dinyalakan, kembang api mengeluarkan berbagai senyawa berbahaya seperti SO2, CO, NOx, dan hidrokarbon ke udara. Sehingga menurunkan kualitas udara di sekitarnya.

Senyawa-senyawa ini sangat mengancam bagi saluran napas terutama yang menderita gangguan asma. Senyawa tersebut bisa memicu kondisi asma Anda. Selain itu zat tadi juga berbahaya bagi anak-anak, dan wanita yang sedang hamil.

Asap kembang api juga berisiko terhadap orang-orang yang menderita alergi, pneumonia, rinitis, laringitis, dan sinusitis. Jika Anda memiliki gangguan pernapasan, ada baiknya untuk tidak bermain kembang api atau berada terlalu lama di area kembang api dinyalakan. Ini karena senyawa tadi masih mengotori udara di sekitarnya dalam waktu yang lama.

Beberapa kembang api dirancang untuk meledak setelah dinyalakan. Suara ledakannya cukup keras sehingga dapat membuat telinga pekak. Jika terlalu lama berada di sekitar letusan kembang api yang diledakkan terus menerus, telinga Anda bisa mengalami gangguan pendengaran.

Di samping itu, beberapa orang bisa merasakan gelisah karena suara-suara keras , sehingga menaikkan tingkat stres dan tekanan darah. 

Bahaya lainnya adalah risiko cedera luka bakar. Beberapa orang, umumnya anak-anak, senang sekali mencoba bermain dengan percikan bunga api dari kembang api. Meski terlihat sepele, ternyata suhu dari bunga api tersebut cukup tinggi.

Suhunya setara dengan suhu yang diperlukan untuk melelehkan logam berat. Oleh karena itu, bunga api ini berpotensi menyebabkan luka bakar. Salah satunya cedera karena percikan api masuk ke mata.

Ilustrasi pesta kembang api Tahun Baru. Dok Tempo/Pius E

Tips Bermain atau Menonton Kembang Api yang Aman

1. Atur jarak

Jika Anda hendak menyalakan kembang api letus, pastikan sumbunya cukup panjang sehingga Anda memiliki waktu yang cukup untuk menjauh sehingga Anda suara ledakan tidak merusak telinga, asapnya tidak membuat Anda sesak, dan terhindar dari luka bakar.

Namun apabila Anda atau anak hanya menonton, Anda bisa menyaksikannya dari jarak aman, yaitu kurang lebih 152 meter dari lokasi.

2. Gunakan sarung tangan

Jika Anda atau anak bermain kembang api yang dipegang, gunakan sarung tangan agar percikan apinya tidak membakar kulit Anda. Gunakan juga kacamata agar tidak terkena mata.

3. Gunakan masker

Bagi penderita gangguan pernapasan, seperti asma, Anda bisa menggunakan masker penyaring udara khusus yang dapat memfilter udara di daerah sekitar kembang api. Selalu ingat untuk membawa inhaler jika Anda menderita asma.

Beberapa tips tambahan untuk menghindari bahaya kembang api saat Tahun Baru adalah beli kembang api yang legal dan sudah disetujui oleh lembaga pemerintah. Jangan buat kembang api sendiri.

Sediakan selang air dan ember berisi air. Nyalakan kembang api di luar ruangan. Jangan berada pada lintasan meletusnya kembang api. Jangan bercanda dengan melemparkan atau menembak kembang api ke orang lain. 

Posisikan luncuran kembang api jauh dari perumahan ataupun pepohonan. Jangan menyalakan ulang kembang api. Rendam kembang api yang sudah diletuskan dalam air sebelum dibuang. Jangan biarkan anak mengumpulkan sisa-sisa kembang api.

Bila terjadi cedera akibat kembang api, terutama luka pada mata, jangan digaruk, dibilas, ataupun digosok. Segera hubungi 119 atau ambulans di rumah sakit terdekat agar dapat diberikan penanganan yang sigap dan tepat.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."