6 Manfaat Anak Bermain Sepeda Tanpa Pedal, Cedera Lebih Rendah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi balance bike. twowheelingtots.com

Ilustrasi balance bike. twowheelingtots.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tren balance bike atau sepeda tanpa pedal sedang digemari. Sepeda ini berbeda dengan sepeda anak kecil yang umumnya memiliki 3 atau 4 roda. Balance bike adalah sepeda roda dua tanpa pedal. Cara mengendarainya dengan mengandalkan gaya dorong dari kedua kaki si Kecil agar sepeda bisa bergerak.

Biasanya, balance bike atau sepeda tanpa pedal dibuat dengan posisi sadel rendah sehingga anak tetap bisa menapakkan diri ke tanah. Sepeda tanpa pedal ini bisa diperkenalkan ke anak sejak mereka stabil berjalan dan berlari, yaitu mulai sekitar usia dua tahun.

Meskipun anak kecil adalah makhluk yang paling adaptif, orang tua sebaiknya menurunkan ekspektasi mereka saat akan memperkenalkan balance bike. Meskipun tak perlu pedal, bukan berarti balance bike tak membutuhkan skill untuk bisa seimbang.

Saat anak mendorong sepeda tanpa pedal dengan kedua kakinya, perlu keseimbangan agar sepeda tidak jatuh. Awalnya, mungkin anak masih mencari bagaimana posisi yang paling nyaman untuk mengendarai sepeda, dan ada kemungkinan mereka enggan mencoba lagi. Hal ini wajar dan sebaiknya orang tua jangan langsung menganggap anak tidak cocok dengan sepeda tanpa pedal.

Ada banyak sekali manfaat bermain balance bike, terutama untuk perkembangan motorik kasarnya. Bahkan anak-anak yang berusia 5 tahun sekalipun masih bisa memainkan balance bike sebelum mulai mengendarai sepeda roda dua.

Beberapa manfaat bermain balance bike di antaranya:

1. Adaptasi mengendarai sepeda roda dua

Menurut sejumlah orang tua, anak mereka yang terbiasa mengendarai balance bike akan lebih cepat menguasai sepeda roda dua. Hal ini terjadi karena anak sudah terbiasa dengan posisi tubuh dan cara menjaga keseimbangan saat bersepeda.

2. Melatih otot

Saat bersepeda, seluruh otot dalam tubuh anak ikut bekerja. Tak hanya tangan dan kakinya saja, tapi juga seluruh tubuh. Hal ini sangat bagus sebagai stimulus motorik kasar sebelum anak tumbuh besar dan harus mengerjakan aktivitas lain saat di usia sekolah nanti.

3. Melatih koordinasi

Untuk bisa memainkan sepeda tanpa pedal, anak perlu koordinasi dan fokus antara tangan, mata, dan juga kaki. Artinya, anak akan berkonsentrasi terhadap apa yang ada di depannya. Semua gerakan seperti berbelok, maju, mundur, berhenti, dan lainnya bisa mengasah koordinasi yang baik untuk anak.

4. Meningkatkan rasa percaya diri

Anak yang memainkan balance bike juga bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka. Semua sensor tubuhnya bekerja saat bermain balance bike, mulai dari menjaga keseimbangan, mengarahkan sepeda, mengerem, hingga gerakan lainnya. Ketika mereka menguasai sepeda tanpa pedal ini, rasa percaya dirinya pasti ikut meningkat.

5. Risiko cedera lebih rendah

Tak seperti sepeda dengan pedal, kemungkinan mengalami cedera pada anak-anak yang mengendarai balance bike tentu lebih rendah. Kedua kaki mereka menapak pada tanah sehingga antisipasi saat akan jatuh bisa dilakukan lebih cepat.

6. Membangun kedekatan dengan orang tua

Bermain atau berlatih mengendarai balance bike adalah salah satu cara membangun kedekatan dengan orang tua. Saat berlatih, tentu mereka perlu ditemani oleh orang tua. Saat sudah piawai pun, anak tetap berkomunikasi dan terus berada di bawah pengawasan orang tua.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."