Nadiem Makarim Ajak Orang Tua Mendongeng, Ini Tips untuk Ayah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Mendikbud Nadiem Makarim mendongeng di hadapan anak-anak di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. (BKLM Kemendikbud)

Mendikbud Nadiem Makarim mendongeng di hadapan anak-anak di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. (BKLM Kemendikbud)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengajak para orang tua meluangkan waktu membacakan dongeng kepada anak. Hal tersebut perlu dilakukan karena melalui mendongeng dapat menciptakan semangat membaca dan bercerita bagi anak-anak. Selain itu, kisah yang dibangun dalam cerita dongeng juga dapat menciptakan imajinasi dan melatih kreativitas anak.

"Apa maknanya mendongeng dan membaca itu? Maknanya adalah agar adik-adik semua senang dan mencintai cerita dan mencintai buku. Karena dari cerita itulah kita menciptakan imajinasi dan dari situlah kita berlatih jadi kreatif," ujar Mendikbud Nadiem saat memberikan sambutan pada acara Hari Mendongeng Nasional di Perpustakaan Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa 26 November 2019, dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co.

Menurut Mendikbud, pendidikan anak tak hanya tugas seorang ibu, tapi juga tugas seorang bapak. Keduanya harus bersinergi dalam mendidik anak, terlebih saat membacakan cerita-cerita dongeng yang bermanfaat.

"Di rumah, kalau malam kita juga mendongengkan bayi kita," ujar Nadiem Makarim sambil menunjuk kedua puterinya yang turut hadir dalam acara tersebut.

Seruan Mendikbud itu selaras pula dengan tips yang dibagikan spesialis saraf anak, Dr Herbowo Soetomenggolo saat ditemui di acara peluncuran Nivea #Sentuhan Ibu di Jakarta Selatan, pada pertengahan November 2019 silam.

Dr. Herbowo Soetomenggolo SpA(K), spesialis saraf anak, saat ditemui di acara peluncuran Nivea #SentuhanIbu World of Imagination di Terrace, The Maj Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 13 November 2019. Tempo/Silvy Riana Putri

“Yang pasti kita harus memberikan waktu khusus buat anak. Kalau cuma sekadar, kalau sempat, kalau sempat. Pasti enggak akan sempat. Nomor satu yang harus disiapkan oleh ayah adalah waktu khusus untuk anak,” tutur dokter Bowo sapaan akrabnya.

Selain itu, dokter Bowo juga mengingatkan para ayah untuk tidak membatasi diri dalam bercerita.

“Kedua, enggak perlu malu, perlu malu. Kadang-kadang yang sering itu malu ngeluarin suara yang lucu-lucu. Ngeluarin suara yang seram-seram. Banyak ayah yang merasa itu kan buat anak, bukan buat mereka,” ujar dokter Bowo.

Ia memaparkan lebih lanjut, “Sebenarnya batasan-batasan yang kita buat sendiri itu yang dihilangkan. Padahal, mendongeng ini yang terpenting tanpa batasan. Artinya cerita lebih seru dan asyik. Ciptakan cerita seasyik mungkin, sehingga anak ikut seru.”

Dalam pemilihan cerita, dokter Bowo yang rutin mendongeng untuk anaknya tiap malam ini juga menyarankan untuk bebaskan imajinasi saat bercerita. “Buat cerita yang beragam, jangan terpaku dengan buku. Kadang saya baca buku, kadang saya ngarang yang lebih seru. Tujuannya mencegah konten monoton yang bisa membuat anak bosan,” tutur dokter Bowo.

Ia menambahkan, "Mendongeng itu stimulasi dua arah. Misalnya abis ini kita lewat sungai, tanya anaknya. Menurut kamu lebih baik kita seberangi atau muter aja. Itu namanya dua arah. Coba juga ayah menirukan aliran sungai di tubuh anak. Jangan lupa sentuhan sebab berperan penting pada bagian otak yang mengatur emosi dan memori, selain otak besar dan kecil. Coba ayah jalan pelan-pelan, pegang tubuh anak."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."