Mendongeng Lebih Baik Ada Tema atau Spontan? Cek Kata Pendongeng

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orang tua mendongeng. sheknows.com

Ilustrasi orang tua mendongeng. sheknows.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ayah dan ibu perlu kita ketahui bersama bahwa mendongeng itu bercerita. Mendongeng kegiatan dua arah sepeti komunikasi. Ada yang disampaikan, lalu dikomentari bersama. Mendongeng tidak harus orang tua yang bercerita, bisa juga anak yang bercerita. Mendongeng juga tidak selalu menyelesaikan satu cerita pada satu waktu, bisa dilanjutkan keesokan harinya.

Itulah ajakan mendongeng dari Kak Aio sebagai pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia. Diakui atau tidak saat bersiap-siap untuk mendongeng, orang tua pernah mengalami kebuntuan saat bercerita. ‘Tema apa ya, hari ini. Jangan sampai sama dengan kemarin. Bagus atau tidak moral cerita ini’, sejumlah pemikiran itu kerap muncul di benak orang tua.

Menurut Kak Aio, orang tua harus bebaskan imajinasi dalam bercerita. Boleh menggunakan tema maupun spontan dengan beberapa pertimbangan berikut.

“Kalau menurut saya tema itu memudahkan bagi orang tua. Karena biasanya orang tua, khususnya para ibu kerap dilanda 'duh ceritanya apa, ya'. Biasanya yang menyulitkan itu pikiran negatif orang tua, takut gak didengerin sama anak, enggak punya alat peraga,” ucap Kak Aio saat ditemui di Jakarta, pertengahan November silam.

Ia memaparkan lebih lanjut, “Kalau sudah ada tema, tips pertama pilih cerita yang disukai oleh orang tua yang mau mendongeng dulu. Kedua, ceritanya disesuaikan dengan usia anak. Ketiga, jangan membatasi diri dengan fokus ke nilai moral itu. Nanti bisa membatasi imajinasi dari si pendongengnya. Berpikirlah seperti anak-anak. Jadi, masuklah dari situ.”

Mochamad Ariyo Faridh Zidni atau Kak Aio, pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia saat ditemui di acara peluncuran Nivea #SentuhanIbu World of Imagination di Terrace, The Maj Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 13 November 2019. TEMPO/Silvy Riana Putri

Menurut Kak Aio salah satu alat bantu orang tua dalam menentukan tema cerita bisa juga dilihat dari usia anak mereka.

“Ada yang namanya spend of attention. Ketertarikan usia tertentu dan itu berpengaruh pada fokus tertentu dari anak-anak tersebut menikmati sesuatu. Biasanya kalo mendongeng untuk anak di bawah lima tahun, pra sekolah, masih imajinatif. Cerita fabel atau binatang, personifikasi seperti benda mati yang bisa ngomong, dan cerita petualangan anak seusia mereka dengan topik yang sederhana. Kalau di atas itu sampai usia SD, biasanya cerita rakyat, cerita petualangan, dan cerita daerah,” tutur Kak Aio

Namun, Kak Aio tak membatasi harus memiliki tema saat mendongeng, orang tua diperbolehkan untuk bekreasi menciptakan kisah imajinatif. 

“Kalau bapak-bapak itu tidak mau membacakan cerita, dia maunya ngarang sambil bermain. Kalau ibu-ibu sebaliknya, demennya baca. Karena kalo ngarang cerita, itu kerja lagi untuknya,” jelas Kak Aio.

Tak hanya itu, Kak Aio pun mengungkapkan, jika anak yang ingin mendongeng untuk Anda, berikan kesempatan seluas-luasnya.

Mendongeng itu menciptakan pengalaman bersama. Bukan cuma orang tua yang bercerita. Kalau anak mau bercerita, orang tua berperan mengarahkan dan memfasilitasi, serta mendorong imajinasi anak. Mendongeng itu juga tidak harus menyelesaikan satu cerita pada satu waktu. Jadi, bebaskan imajinasi orang tua dan anak, serta jangan dipaksakan,” pungkas Kak Aio.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."