Hari Ayah Nasional, Ini Peran Ayah dalam Mengasuh Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ayah dan anak. Shutterstock.com

Ilustrasi ayah dan anak. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Ayah Nasional 2019 jatuh pada hari Selasa lalu. Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November dan kali pertama dirayakan pada 2006. Dideklarasikan oleh Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono. Meski baru 13 tahun, peringatan ini punya makna yang begitu penting bagi Indonesia. 

Menurut Co-Founder Aliansi Laki-Laki Baru (ALB) Nur Hasyim, Hari Ayah Nasional dalam konteks masyarakat patriarki harus dimaknai sebagai kritik terhadap absennya ayah dalam proses tumbuh kembang anak. Kritik akan absennya ayah dalam kasus kematian bayi, kematian ibu akibat melahirkan, stunting, dan upaya memastikan bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

"Hari ayah harus menjadi momentum refleksi bagi laki-laki, khususnya ayah terkait dengan beberapa isu yang sudah saya sebutkan dan bukan seremonial belaka apalagi glorifikasi atau memberi nilai lebih (valuing) peran ayah dan tidak memberi nilai (devaluing) pada peran ibu," kata Hasyim saat dihubungi Tempo.co, Senin, 11 November 2019

Untuk itulah, menurut Hasyim yang mesti ditegaskan di awal soal pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu, begitu pula dengan urusan rumah tangga.

"Misalnya berbagi secara adil dalam memikul beban pengasuhan dan urusan rumah tangga harus dimulai dengan memberikan value (nilai) terhadap peran pengasuhan dan reproduksi," ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Walisongo ini.

Sebab, menurutnya selama ini peran pengasuhan dan pendidikan anak serta peran domestik lainnya dianggap tidak lebih bernilai dari kerja-kerja mencari nafkah. Padahal, kehadiran ayah dan ibu dalam proses pendidikan anak berpengaruh penting terhadap tumbuh kembang dan karier akademik anak.

"Tidak hanya itu, anak-anak yang melihat ayah dan ibunya berbagi peran akan memiliki pandangan terbuka terkait dengan peran gender yang akan membuat anak lebih adaptif terhadap perubahan," lanjutnya.

Hal penting lainnya adalah, ayah yang hadir dalam pendidikan dan berperan dalam urusan rumah mendampingi ibu juga akan memiliki ikatan emosional yang lebih baik dan anak akan mengingat ayah secara positif.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."