Benarkah Stres Bisa Mempengaruhi Siklus Haid?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menstruasi. Theconversation.com

Ilustrasi menstruasi. Theconversation.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Haid terlambat bisa jadi kabar bahagia bagi perempuan yang berencana punya anak. Tapi, bagi yang belum, bisa jadi itu mengkhawatirkan karena mungkin saja menandakan sedang hamil. Tapi jangan keburu baper (terbawa perasaan). Haid yang terlambat ternyata bisa juga karena stres.

Mary Jacobson, dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang juga kepala medis Alpha Medical, mengatakan bahwa pemicu stres, baik fisik maupun mental, dapat mempengaruhi siklus haid atau menstruasi, seringkali menyebabkan keterlambatan.

Ia menjelaskan, stres mempengaruhi siklus karena adanya perubahan hormon. Perubahan ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak, yaitu kelenjar adrenal yang menghasilkan kortisol atau hormon stres, dengan ovarium.

Para ahli belum menemukan mekanisme yang terjadi karena stres sangat kompleks. Namun, James Greene, MD, direktur medis untuk kesehatan wanita di Kaiser Permanente di Washington, menduga ada beberapa tekanan dalam fungsi hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak saat Anda stres.

“Kelenjar ini bekerja bersama-sama untuk mengendalikan sistem endokrin kita yang mencakup ovarium dan kelenjar adrenal,” kata James seperti dilansir dari laman Refinery 29.

Hal itu kemudian mempengaruhi fungsi hormon ovarium dan ovulasi atau pelepasan sel telur. Hanya saja, belum diketahui tingkat stres seperti apa dan berapa lama yang dapat mengganggu siklus.

"Stres dapat menyebabkan semua jenis perdarahan abnormal, dari episode yang lebih sering hingga interval yang lebih lama antara periode," ucap ia. "Kapan saja siklus ovulasi normal terganggu, pola perdarahan bisa abnormal."

Bagaimana mengetahui bahwa perubahan siklus haid disebabkan oleh stres? James mengatakan perlu pemeriksaan dengan riwayat haid, pemeriksaan fisik, dan tes tertentu, dan mengesampingkan kehamilan, menyusui, juga menopause sebagai penyebab keterlambatan.

“Jika tidak ada kelainan yang ditemukan, dan riwayat cocok, kita dapat menentukan bahwa stres adalah masalahnya. Karena banyak kemungkinan penyebab dapat diobati, yang terbaik untuk tidak menganggap itu adalah reaksi stres Anda sendiri."

Namun, Jacobson mengatakan jika terlambat selama tiga bulan atau lebih, Anda harus mencari ahli. Pada saat itu, keterlambatan haid atau menstruasi diklasifikasikan sebagai amenore, yang dapat disebabkan oleh stres - atau perubahan hormon, berat badan rendah, obat-obatan, atau faktor-faktor lain yang mungkin lebih serius.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."