Mengenal Diet Buah, Manfaat dan Risiko Kesehatan yang Mengintai

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi diet. shutterstock.com

Ilustrasi diet. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi pelaku diet buah atau frutarian harus memenuhi 50 sampai 75 persen kebutuhan kalori hariannya dari memakan buah-buahan segar. Sementara kebutuhan kalori 25 sampai 50 persen lagi dicukupi dari sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan serelia. 

Alasan menjalani diet buah mungkin berbeda-beda bagi tiap orang. Tetapi yang paling sering menjadi alasan adalah faktor kesehatan serta faktor etis atau moral. Sebagian orang mencoba diet buah untuk detoks sekaligus menurunkan berat badan. Namun ada juga penganut diet buah atau fruitarian yang memiliki pandangan moral untuk tidak membunuh makhluk hidup apapun.

Itulah mengapa mereka hanya makan buah-buahan. Pasalnya, buah termasuk jenis makanan yang bisa dipetik tanpa harus mencabut atau membunuh pohonnya. Untuk menjalani diet buah atau menjadi fruitarian, sebagian besar bahan bahan makanan akan berkisar pada jenis-jenis buah asam, seperti jenis sitrus (misalnya, jeruk dan lemon), cranberry, serta nanas.

Buah-buahan agak asam, seperti ceri, rasberi, dan buah ara, buah-buahan manis seperti pisang, melon, papaya, mangga, semangka, dan anggur. Buah-buahan yang mengandung minyak, seperti alpukat, kelapa, dan buah zaitun. Buah-buahan yang tergolong sayur, seperti tomat, paprika, mentimun, serta labu. Kacang-kacangan, seperti mete, almond, pistachiohazelnut, dan kenari. Biji-bijian, seperti kuaci bunga matahari dan kuaci biji labu.

Manfaat diet buah bagi kesehatan

Buah-buahan memang seharusnya menjadi bagian dari menu makan sehat sehari-hari. Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan vitamin, mineral, serta serat. 

1. Sumber serat
Buah adalah sumber serat yang bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

2. Mengandung potasium atau kalium
Banyak buah yang mengandung potasium. Zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal serta mengatur keseimbangan kadar cairan tubuh. Contoh buah ini antara lain pisang, jambu, mangga, dan blewah.

3. Mengandung asam folat
Asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu proses produksi sel darah merah serta mencegah terjadinya kecacatan janin. Nutrisi ini juga bisa didapatkan dengan menjalani diet buah, khususnya dari buah-buahan jenis jeruk dan mangga.

4. Mengandung vitamin C
Buah umumnya mengandung vitamin C. Vitamin ini berfungsi meningkatkan kemampuan imunitas tubuh serta menjaga kesehatan gigi dan gusi. Jenis buah yang tinggi kandungan vitamin C meliputi jeruk, stroberi, tomat, dan paprika merah.

5. Sumber antioksidan

Buah-buahan dapat menjadi sumber antioksidan. Antioksidan memiliki banyak fungsi. Mulai dari melindungi kesehatan kulit, menurunkan risiko penyakit kanker, hingga melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Kandungan antioksidan dalam buah bisa Anda peroleh dari plum hitam, buah prune, dan berbagai jenis buah beri. 

Risiko kesehatan diet buah fruitarian

Diet buah ala fruitarian biasanya punya batasan ketat soal jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Kekhawatiran utama bagi orang yang menjalani pola makan ini adalah kekurangan gizi. Jika asupan nutrisi sangat kurang, tubuh akan masuk pada starvation mode atau kelaparan. Artinya, tubuh akan memperlambat metabolisme sebagai upaya menghemat cadangan nutrisi serta menghemat energi.

Kondisi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka yang menjalani diet buah untuk menurunkan berat badan. Pasalnya, metabolisme melambat berarti berat badan makin susah untuk turun. Tak hanya itu, kekurangan kalsium dan zat besi akibat diet buah fruitarian dalam jangka panjang pun perlu dipertimbangkan. Bila terus berlangsung, kurangnya asupan kalsium dan zat besi bisa menyebabkan osteoporosis, anemia, dan kelelahan terus-menerus. 

Buah-buahan juga banyak mengandung gula meski jenisnya adalah gula alami. Karena itu, diet buah kurang cocok untuk dilakukan oleh mereka yang mengidap diabetes, pradiabetes, sindrom ovarium polikistik, dan yang mengalami resistensi terhadap insulin. 

Sebetulnya, batasan apa yang akan diterapkan dalam menjalani diet buah harus ditentukan berdasarkan kondisi kesehatan pada masing-masing orang. Bagi yang ingin mencoba pola makan ini, boleh saja mengadaptasikan diet buah supaya bisa mencukupi semua kebutuhan nutrisi. Misalnya, menjadikan buah-buahan sebagai 50 persen sumber kalori dan sisanya dipenuhi melalui sumber protein nabati serta suplemen. 

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."